Istirahat Sejenak di Yellow Star Gejayan Hotel, Yogyakarta – Pulang ke kotamu … ada setangkup haru dalam rindu. Masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna …. Wohoo! So happy to finally come back to one of my favorite cities in Indonesia.
Apa kabarmu, Yogyakarta? Udah lama enggak mampir, rasanya banyak yang berubah. Terakhir kali ke sini beberapa waktu lalu pas nyobain solo traveling, eh Puji Tuhan dapat kesempatan buat business trip tahun ini.
Meski jadi enggak terlalu menikmati perjalanan karena tujuan utamanya memang untuk bekerja, rasanya bersyukur bisa sedikit melepas rindu. Sekangen itu sama suasananya!
Untuk business trip kali ini, saya dan dua rekan lainnya memilih untuk di Yellow Star Gejayan Hotel yang letaknya cukup strategis dan enggak terlalu jauh dari tempat-tempat yang akan kami sambangi nanti.
Plus, letak hotel ini berada di pinggir jalan dan dekat juga dengan beberapa kampus seperti UGM dan UNY. Karena lokasinya yang cukup strategis ini, enggak heran banyak tempat makan di sini. Kalau mendadak laper, tinggal jalan kaki aja buat pesan makanan.
Hmm … omong-omong, apa hal menarik selama menginap di Yellow Star Gejayan Hotel ini?
Pengalaman Menginap di Yellow Star Gejayan Hotel
Sehabis mengisi perut di Bakmi Jawa Mbah Kadin, saya dan teman-teman lainnya langsung menuju Yellow Star Gejayan Hotel. Jujur, Yogyakarta siang itu super panas. Rasanya gerah sekali. Pengin banget buru-buru sampai hotel dan mandi sebelum lanjut kerja lagi.
Jarak dari Bakmi Jawa Mbah Kadin sampai hotel kira-kira 5 km dan harus menempuh waktu sekitar 15 menit. Sebelumnya kami sudah menyewa mobil selama beberapa hari ke depan untuk memudahkan transportasi kami selama berada di Yogyakarta.
Baca juga: Rela Ngantre Berjam-jam Demi Mie Sapi Banteng Jogja
Begitu sampai di lobby hotel, kami langsung menurunkan barang-barang bawaan dan check in. Anyway, lobby hotelnya gemes banget! Ada mural besar pada dinding dengan gambar Tugu Jogja, kuda, dan sosok yang entah siapa, ditambah tulisan Yellow Star Gejayan. Mural-mural lainnya juga terdapat di coffee shop Baba Takim di lantai 2 hotel ini, lho. Keren! 😍
Proses check in berjalan dengan cepat dan mulus. Tiap-tiap kamar sayangnya hanya mendapat satu kunci saja. Jadi kalau mau meninggalkan kamar meski hanya sebentar, terpaksa semua aliran listrik di kamar harus dimatikan.
Yuk, langsung aja ke kamarnya. Nah, karena kami pergi bertiga, kami memesan dua kamar, yang mana saya kebagian tidur sendirian lagi, nih. Yaa … ada enak dan enggak enaknya juga, sih. Tapi kali ini saya berharap semoga enggak parno-parno amat kayak waktu menginap di Hotel California Bandung, ya. Sampai enggak bisa tidur nyenyak soalnya.
Oke, first impression tentang kamar di Yellow Star Gejayan Hotel, kamar yang saya tempati luasnya cukup standar. Enggak terlalu banyak barang juga sehingga lebih bebas bergerak. Begitu masuk, di sebelah kiri ada tempat untuk menggantung baju dan meletakan tas atau koper.
Kemudian, kamar ini memiliki 2 single beds dengan dua bantal kepala dan satu bantal mini di tiap-tiap kasur. Kasurnya cukup empuk dan selimutnya bikin hangat. Karena saya menginap sendiri di kamar ini, seperti biasa saya pasti menggunakan bantal dari kasur lain untuk dijadikan guling supaya tidurnya lebih nyenyak. Hehehe. 😀
Baca juga: Menghabiskan Malam di Kawasan Titik Nol, Tempat Nongkrong Asyik di Yogyakarta
Pada dinding sisi tempat tidur terdapat sebuah lukisan dengan pigura hitam yang enggak terlalu saya perhatikan apa gambarnya. Namun, warna cokelat pada lukisan tersebut semakin menonjolkan suasana selaras nan hangat yang coba ditampilkan di kamar ini.
Di depan kasur, ada TV yang menyiarkan berbagai program dalam dan luar negeri. Seperti biasa, pas masuk kamar hotel, benda lain yang saya nyalakan selain pendingin ruangan adalah TV. Tentu aja, TV ini saya nyalakan sepanjang waktu biar kamar ini enggak terkesan sepi atau horor. 😂
Di atas meja, tersedia tisu, telepon, juga pensil dan notes untuk mencatat sesuatu. Ada cermin juga di sana dan bisa digunakan sebagai meja rias. Meja ini sering saya gunakan untuk laptop-an sampai larut. Terkadang agak enggak konsen sih, soalnya depannya cermin. Dikit-dikit bawaannya pengin ngacaaaa terus.
Anyway, di dalam kamar Yellow Star Gejayan Hotel ini enggak disediakan teh, gula, atau pemanas air, ya. Hanya disediakan 4 botol air minum berukuran kecil yang bisa diambil di kamar mandi.
Saran saya, untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi sepanjang hari, lebih baik membeli air mineral berukuran 1 liter untuk jaga-jaga. Bisa juga membawa botol minum sendiri dan isi ulang di restoran saat breakfast keesokan harinya.
Oh ya, bagaimana dengan fasilitas kamar mandinya? Kamar mandi ini terletak di sebelah kanan pintu kamar. Yang menarik, kamar mandi ini memiliki pintu yang dapat dibuka dengan cara digeser ke kanan (sliding door). Pada sebelah kanan dapat dilihat ada kloset lengkap dengan tisunya, pada bagian depan terdapat cermin besar, wastafel, serta amenities seperti sikat gigi, odol, dan sabun.
Sebagai informasi, salah satu dinding kamar mandi ternyata hanya dilapisi kaca, lho. Yup, bisa kelihatan isi kamar mandi dari tempat tidur!
Baca juga: Belum ke Yogyakarta Kalau Belum Mampir ke The House of Raminten
Eittsss … tapi tenang aja, ada gorden di dalam kamar mandi yang bisa diturunkan untuk menutup kaca tersebut. Enggak nyaman juga, kan, kalau lagi ngapa-ngapain di kamar mandi terus kelihatan dari luar? Even cuma sendiri juga.
Lalu, apakah ada air panas di sini? Sureee … ada dong! Kalau pengin relaksasi sehabis beraktivitas di luar seharian, kucuran air hangat di punggung tentu akan jadi pengalaman favorit untuk merontokkan segala lelah. Duh, kebayang banget gimana enaknya mandi air hangat sebelum tidur. Pasti nyenyak banget, deh.
Di sisi lain, pihak hotel juga menyediakan handuk dan keset. Untuk yang malas bawa handuk berat-berat di dalam tas, bisa pakai handuk yang sudah tersedia di kamar, ya.
Sarapan ditemani pemandangan lalu lintas Gejayan
Keesokan harinya, sebelum lanjut kerja, saya menyempatkan diri untuk sarapan di area restoran hotel ini. Restorannya cuma beda satu lantai, tinggal naik tangga aja, deh.
Bila diperhatikan, restoran di Yellow Star Gejayan Hotel ini memiliki konsep setengah indoor dan setengah outdoor. Area restorannya cukup terbuka sehingga para tamu bisa menikmati pemandangan lalu lintas di sekitar Gejayan dari ketinggian. Rupanya, area restoran ini juga sering dijadikan venue berbagai acara lho, mulai dari audisi ajang pencarian bakat, ulang tahun, hingga pernikahan.
Omong-omong, bagaimana dengan makanannya? To be honest, I wasn’t really impressed with the breakfast. Makanan yang disajikan enak dan mengenyangkan, hanya saja memang enggak terlalu ada pembeda dengan menu sarapan di hotel-hotel kebanyakan.
Menu yang disajikan Yellow Star Gejayan Hotel lebih bergaya tradisional, misalnya tempe mendoan, ikan fillet, ayam asam manis, soun, juga nasi goreng mentega. Enggak lupa ada kerupuk yang jadi teman makan pagi nan kriuk-kriuk, serta sambal penggoyang lidah.
Pernah ada satu hari di mana saya agak kesiangan untuk makan pagi dan ternyata makanan prasmanan yang disediakan pihak restoran sudah mau habis. Saya tanya ke salah satu pramusaji, apakah menu-menu di sana akan dimasak lagi. Mereka bilang enggak karena porsi yang dihidangkan sudah sesuai dengan jumlah tamu yang menginap di hari itu.
Baca juga: Berkeliling Sambil Memotret di Pasar Beringharjo, Yogyakarta
Sejujurnya agak kecewa, sih. Saya memang enggak terlalu mengerti bagaimana sistem pihak restoran hotel dalam menyiapkan breakfast bagi para tamu. Namun, kalau porsi yang dimasak ngepas banget, kasian juga enggak, sih, tamu-tamu yang breakfast-nya belakangan/kesiangan dan cuma dapat sisaan tamu-tamu lain> Bahkan, waktu itu ada menu lain yang sudah habis dan saya benar-benar enggak kebagian.
Kalau begitu, jika lain waktu menginap di hotel ini, saya mesti datang ke restoran lebih awal supaya enggak kehabisan, nih. 😆
Untungnya, restoran ini memiliki Egg Station di mana tamu bisa memesan berbagai jenis telur kesukaan. Pokoknya, telur udah jadi menu wajib pas breakfast, deh! Saya selalu pesan omelette. Kamu?
Kemudian, untuk minumannya sendiri ada susu, teh, kopi, serta air mineral. Kalau enggak salah, di restoran juga disediakan sereal, ketan hitam, serta buah-buahan sebagai makanan pendamping. Boleh dicoba kalau belum puas dengan sajian utama.
Penutup
https://www.instagram.com/p/B0SLnyJhMPm/
Selama beberapa malam menginap di Yellow Star Hotel Gejayan, ini dia kelebihan dan kekurangan yang saya rasakan.
Kelebihan:
- Lokasi strategis
- Banyak tempat makan di sekitaran hotel
- Fasilitas di dalam kamar cukup baik
Kekurangan:
- Sajian di restoran bisa lebih di-improve. Saya yakin hidangan di luar breakfast pasti lebih enak dan beragam.
Gimana, tertarik untuk menginap di hotel ini juga?
Alamat: Jalan Affandi No.27, Santren, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
Telepon: (0274) 2921369
0 Comments