Merah Meriahnya Perayaan Tahun Baru China di Vihara Boen Tek Bio – Malam itu terlalu cerah untuk didominasi oleh lampion dan lilin-lilin merah. Bahkan, malam itu rasanya terlalu cepat berlalu tanpa kepulan asap yang membubung di angkasa.
Meski kedua pasang mata terasa perih akibat asapnya, mereka tetap khusyuk berdoa. Beruntunglah, angin malam tampaknya tak berniat untuk meninabobokan, sebab mereka yang mengikuti ajaran agama Buddha harus menunaikan kewajibannya di sini.
Ratusan orang berkumpul bersama di Vihara Boen Tek Bio guna menyambut Tahun Baru China. Mereka berbondong-bondong datang ke sini untuk berdoa bersama dan merayakan pergantian tahun dengan gembira.
Kebanyakan yang datang ke sini adalah keluarga. Dengan khusyuk mereka mengikuti proses doa dengan hio menyala di tangan mereka. Orang-orang sibuk mondar-mandir dari satu tempat ke tempat lain untuk berdoa. Tak lupa, mereka pun mengangkat hio merah mereka tinggi-tinggi agar asapnya tak mengenai mata atau orang lain.
Baca juga: 5 Tips Memotret di Tempat Wisata yang Penuh Keramaian
Di sisi yang bersebelahan, para pekerja di vihara ini pun juga terlihat sibuk ke sana dan sini. Mereka memindahkan hio dan membersihkan bekas abu di mana-mana. Mereka membersihkan bekas lelehan lilin, kemudian menatanya dengan rapi. Kendati demikian, meski semakin malam semakin ramai, mereka bekerja dengan senang hati.
Bisa dikatakan, perayaan Tahun Baru China adalah salah satu perayaan terpenting bagi masyarakat China, atau mereka yang keturunan Tionghoa. Perayaan ini merepresentasikan sebuah titik permulaan di dalam nasib dan kehidupan. Pada Tahun Baru ini, semua keluarga berkumpul bersama. Rumah-rumah dihiasi bunga dan jeruk. Tak jarang juga mereka menyiapkan jamuan besar untuk disantap bersama keluarga besar. Tradisi pemberian angpao pun juga menjadi salah satu hal yang paling ditunggu.
Terlepas dari itu, sembahyang di vihara sudah menjadi bukti nyata bagaimana masyarakat Tionghoa menyambut tahun baik ini. Ya, beginilah seharusnya merayakan pergantian tahun. Berdoa bersama di suatu tempat, bersyukur atas setahun kemarin dan memohon kesejahteraan untuk tahun berikutnya, lalu berkumpul bersama sanak keluarga guna merayakan pesta ini.
Baca juga: Menghabiskan Malam di Kawasan Titik Nol
Bagai percikan air segar yang mengalir, sebuah syukur tiada tara yang menggaung di hati, sebuah kenikmatan yang Sang Buddha berikan kepada para pengikut-Nya.
Halooo. Saya tinggal di Jogja dan di kota gudeg ini hanya ada 2 klenteng. Saya sebenernya penasaran pingin tahu dan sekaligus juga pingin motret kegiatan ibadah di klenteng. Hanya saja saya itu sungkan, takut menganggu. Apa boleh berbagi tips gimana caranya agar bisa motret di dalam klenteng dengan aman dan nyaman?
Halo Mawi Wijna. Kalau sungkan, sebelum liputan mungkin bisa minta izin dulu dengan pengurus klenteng. Beritahu tujuan liputanmu ini u/ apa. Menurutku, banyak hal menarik yang bisa digali dari sebuah klenteng. Bisa sejarahnya, bagaimana tata cara berdoa, perayaan, dll. Selain itu, kamu juga harus berani u/ liputan di sana. Nah itu dia, kamu bisa minta izin dulu sih u/ liputan di sana. Terima kasih yaa 😀
Gw beberapa kali motret di klenteng tp ijin dulu, asal tidak menganggu yg lagi ibadah sech ngak papa
Iya setuju, asal tidak mengganggu yg sedang ibadah. Nanti, hasil gambar pun bisa lebih natural.
Anyway, terima kasih udah mampir ke sini 🙂
Aku beberapa kali ikut nemenin temen ibadah di vihara. Suka datang ke sana 🙂 tapi mau foto segan, takut mengganggu dan dianggap gak sopan. Padahal liat prosesi ibadah mereka tuh indah. Eh, semua prosesi ibadah agama apapun menurutku indah asal bukan yang menyiksa-nyiksa gitu kayak di India haha
Iya, dilemanya di situ. Kadang kita asal foto sampai nggak mikirin kalau mereka tengah ibadah. Ini bisa jadi pelajaran bersama, supaya siapapun bisa lebih sopan dan menghargai teman-teman yang sedang beribadah. Wah, yang menyiksa-nyiksa kayak di India tuh yang kayak gimana? Brb googling dulu. ><"