Menentukan Target Membaca Buku dan Cara Mencapainya – Awal tahun ini, saya membuat sebuah daftar berisi 24 judul buku yang ingin dibaca, kebanyakan buku puisi dan nonfiksi.
Ke-24 buku tersebut harusnya masuk ke dalam target membaca 50 buku yang saya set di Goodreads. Surprisingly, memasuki semester kedua tahun ini, saya bisa mencapai target 50 tersebut lebih awal. Namun, dari 24 judul buku yang sudah direncanakan di awal, hanya ada 2 judul yang benar-benar telah saya tuntaskan. Yang lainnya baru dibaca sebagian, baru baca beberapa halaman, sebagain besar lainnya masih disampul plastik dan duduk manis di rak.
Saya baru sadar, PR saya ternyata masih banyak. Time to look back, evaluate, and know me more through this reading activity.
Kenapa Membuat Target Membaca Buku?
View this post on Instagram
Kalau ditanya apakah penting punya target membaca buku atau nggak, jawaban setiap orang bisa berbeda dan nggak ada yang benar atau salah.
Ada tipe pembaca yang slow aja dan nggak pengin membebani diri dengan jumlah buku yang ingin dibaca. Go with the flow. Ada juga tipe pembaca yang ambisius yang pengin membabat sejumlah buku dalam periode tertenu karena mungkin ada target personal. Awalnya saya pikir saya adalah tipe yang kedua, tapi pada perjalanannya ternyata saya juga tergolong tiper yang pertama.
Saya merasa punya target membaca buku ini cukup esensial. Kalau dalam kerjaan, ada yang namanya OKR (Objectives & Key Results). Tujuannya untuk membantu individu juga tim, guna menetapkan tujuan dan mencapainya.
Bisa dibilang, target membaca buku ini adalah OKR pribadi yang bisa membantu saya untuk:
1. Mengukur kemampuan dan kapasitas membaca
Pengin tahu, kira-kira dalam periode tertentu -sebulan, misalnya-, saya mampu membaca berapa banyak buku, ya? Kalau saya pasang target sekian, kira-kira bisa achieve dalam waktu satu tahun kah? Kalau sudah menentukan judul-judul di awal, beneran bisa disiplin untuk membaca semuanya kah?
Pengin tahu, kalau mau ningkatin kesenangan baca buku yang bukan comfort genre, would it be possible? Seberapa cepat saya menyelesaikan satu buku? Wah, ada satu bulan yang bacaannya buanyaaak banget, di bulan lain slow down, ada apa?
Pada intinya, selain bisa mengukur kemampuan membaca, saya juga bisa lebih mengenal diri sendiri. Tahu apa yang saya suka dan mesti lanjutkan, tahu mana yang harus diprioritaskan, tahu mana yang make sense dan mana yang nggak. Recalibrate.
2. Memetakan genre bacaan dan memperluasnya
Sejatinya, manusia ingin terus berkembang dan nggak merasa stagnan. Dalam hal membaca, hal ini bisa terefleksi dari eksplorasi ragam genre buku biar bacaannya bisa lebih diverse. Tahun ini saya menargetkan untuk membaca lebih banyak buku nonfiksi, dan hal itu terbantu dengan daftar buku yang sudah ditentukan di awal tahun, serta ajakan diskusi buku sana-sini.
Sejauh ini, saya masih struggling baca nonfiksi. Frankly, mostly nggak kelar. Why, tho? Bukannya nggak bisa menikmati, saya nggak bisa tahan godaan buku lain yang lebih tipis dan ringan semacam buku puisi. Hahaha.
Alhasil, buku-buku nonfiksi yang saya baca statusnya pasti masih currently reading semua, termasuk Factfulness dan Atomic Habits, dua buku nonfiksi yang sepertinya bakal dapet 4 atau 5 bintang, meski baru dibaca sebagian.
3. Bahan evaluasi diri
Target membaca buku ini dibuat bukan untuk gaya-gayaan, pamer, atau berlomba adu siapa paling banyak membaca dengan orang lain. What’s the use? Target membaca buku ini justru adalah OKR pribadi yang menyadarkan saya supaya nggak cepat puas diri.
Ok, this is so good that you can achieve your target, but how well can you maintain it? Will you raise the bar in the next few years? What’s your real purpose for reading books? Do you get something that makes you happy, comfortable, knowledgable, and empowered from the books? Don’t forget to reward yourself! Don’t you want to fill your house with more books … or take a rest, maybe?
Bagaimana Menentukan Target Membaca Buku dan Mencapainya?
1. Punya purpose dulu
Ketika menentukan purpose, coba pakai metode SMART Goals. Buat purpose yang spesifik (Specific), dapat diukur (Measurable), dapat dicapai (Attainable), sesuai dengan value dan objectives kita (Relevant), dan realistis karena bisa dicapai di periode tertentu (Time-based).
Dan oh ya, target membaca buku nggak mesti berupa angka kualitatif, bisa juga dijabarkan secara kualitatif. Beberapa contoh target membaca buku:
- membaca seenggaknya 1 buku dari penulis perempuan setiap bulannya;
- meningkatkan kecepatan membaca. Untuk buku di bawah 100 halaman bisa selesai dalam 30 menit;
- mempunyai reading tracker yang rapi dan terdokumentasi dengan baik;
- cobain genre atau penulis baru yang belum pernah dikenal setiap bulannya;
- membaca lebih banyak buku berbahasa Inggris dan mencatat kata asing yang nggak kita tahu artinya untuk menambah perbendaharaan vocabulary;
- punya target buat nggak nentuin target membaca buku tahun ini, biar membacanya nggak terpaksa dan terburu-buru cause why not?
- dst.
2. Cari tahu actionable items apa saja yang bisa mencapai purpose tersebut
Katakanlah target membaca buku tahun ini ialah membaca 50 buku dalam satu tahun. Artinya, dalam satu bulan seenggaknya ada 4-5 judul buku yang harus diselesaikan. Untuk mencapainya, ini yang bisa dilakukan:
- cari tahu buku yang disuka dan tentukan judul-judul yang ingin dibaca di awal. Kalau pada perjalanannya judul-judul tersebut nggak memantik rasa penasaran/ingin tahu/kesenangan, feel free to change it;
- buat jadwal membaca satu jam sehari sebelum bekerja atau sebelum tidur. Pasang di Google Calendar;
- bikin diskusi buku atau cari reading buddy supaya TBR terbabat pelan-pelan;
- anotasi buku, catat highlight pentingnya, bikin review buku di Instagram dan blog supaya bisa dibagi ke temen-teemen lainnya;
- dst.
3. Evaluasi secara berkala
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah target membaca buku berjalan sesuai harapan atau nggak. Ada yang mengevaluasinya per bulan, per 6 bulan, per tahun. Senyamannya aja.
Misalnya, dengan target membaca 50 buku setahun atau 4-5 buku per bulan, ternyata di bulan keempat hanya mampu membaca 1 buku saja, itu artinya harus dikejar di bulan-bulan setelahnya. Misalnya di bulan kelima sampai ketujuh akan membaca 6 buku tiap bulannya.
Cari tahu mana yang works dan nggak. Yang works, pertahankan. Yang nggak works, cari tahu kenapa, temukan solusinya, feel free to adjust your goals. Remember, saingan terberat kita adalah diri sendiri. You know yourself more than anyone else.
Gimana Biar Target Membaca Buku Nggak Jadi Beban?
It’s all about your mindset (and purpose). Kalau target ini bisa membantu diri untuk jadi tipe pembaca yang diinginkan, nggak akan ada beban yang menggantung. Kalau pun ada, mudah-mudahan bisa teratasi dengan baik (amin!). Namun kalau sejak awal memang targetnya nggak clear, cuma pengin ikut-ikutan aja, nggak sesuai value, mungkin ngejalaninnya juga akan capek sendiri. Percaya, deh.
Believe in the process. Ada banyak hal ajaib yang akan terjadi selama perjalanan dan proses membaca. Pada akhirnya, angka kualitatif ini hanyalah sekadar angka. Punya atau nggak punya target membaca bisa disesuaikan dengan tiap-tiap individu. Balik lagi ke purpose awal.
Dan ya, masih tersisa 4 bulan di tahun 2021. OKR saya belum achieve, PR saya nih buat menyelesaikan apa yang sudah dimulai.
0 Comments