Melepas Lelah Ditemani Sunset di Four Points by Sheraton Manado – Ketika berada di Manado selama 4 hari 3 malam, sore menuju malam menjadi satu-satunya waktu yang saya punya untuk terlepas sejenak dari buruan pekerjaan.
Harap saya, saya bisa mengunjungi beberapa destinasi wisata yang nggak jauh dari Genio Hotel Manado, tempat saya dan rekan-rekan kerja menginap.
Bahkan, saya dan teman-teman sempat nekat ingin ke Taman Laut Nasional Bunaken demi mengejar terbenamnya matahari. “Kapan lagi bisa mengunjungi Manado?” pikir kami. Namun sayang, kami benar-benar dikejar waktu. Andai kami bisa tinggal lebih lama di kota ini.
Alhasil, setelah (terpaksa) mengurungkan niat pergi ke Bunaken, kami memutuskan untuk bersantai sejenak di Four Points by Sheraton Manado, tempat diselenggarakannya acara yang termasuk ke dalam rangkaian business trip kami.
Melepas Lelah Ditemani Sunset di Four Points by Sheraton Manado
Restoran The Eatery yang terletak di lantai 3, lantai yang sama dengan tempat berlangsungnya acara, menjadi tempat terbaik untuk singgah.
Restoran ini memiliki area terbuka yang difungsikan sebagai smoking room dan di sanalah kami duduk-duduk santai melepas lelah, sambil berfoto-foto ria.
Sore itu, saya melirik penunjuk waktu yang ada pada halaman muka ponsel. Sudah pukul 16.00 WITA, tapi panasnya Manado masih terasa menyengat.
Kendati demikian, hal tersebut sama sekali nggak menyurutkan keinginan kami untuk mengabadikan gambar di depan Pulau Manado Tua, pulau indah yang menjadi salah satu keistimewaan hotel ini karena pemandangannya yang begitu menakjubkan.
Pulau ini jugalah yang menjadi pemandangan kami sehari-hari selama di Manado.
Sebagai informasi, Pulau Manado Tua ini merupakan salah satu gugusan pulau yang membentuk Taman Laut Nasional Bunaken. Pulau-pulau lainnya ialah Pulau Bunaken, Mantehage, Siladen, serta Nani.
Pulau Manado Tua ini ternyata memiliki daratan berbentuk gunung yang dihiasi pepohonan rindang. Gunung ini berdiri tegap pada ketinggian 655 meter di atas permukaan laut. Jika ingin singgah di pulau ini, waktu terbaik untuk datang ialah pada bulan Juli hingga Agustus.
Pulau Manado Tua juga memiliki biota laut, seperti ikan hias, dugong, juga lumba-lumba. Beragam terumbu karang juga menjadi salah satu daya tarik yang menjadikan destinasi wisata ini makin istimewa.
Untuk mencapai Pulau Manado Tua, kira-kira butuh waktu 45 menit – 1 jam dari Pelabuhan Manado.
Kapal-kapal yang berlayar mengarungi laut menjadi bonus yang nggak boleh terlewatkan untuk diabadikan dengan kamera. Di sini, saya harus pintar-pintar memilih angle foto, serta menanti timing yang tepat.
Kala matahari semakin mendekati batas laut dan langit semakin lama semakin berubah keemasan, saya mampu mengingat jelas bagaimana matahari memantulkan sinar terangnya ke permukaan laut.
Mulanya, laut tampak perak menyala, mirip seperti cincin berhias berlian yang suka saya temui di pusat perbelanjaan!
Kemudian, lama-kelamaan warna laut menjadi lebih gelap dan makin pekat. Langit perlahan berubah menjadi oranye. Pantulan sinarnya memudar, seiring berjalannya detik demi detik pada jarum jam. Ah, batas laut sepertinya sudah rindu kembali bertemu sapa dengan sang matahari.
Ketika sang sumber cahaya benar-benar sudah terlelap di peraduannya, kini langit-langit kembali memainkan nuansa. Oranye dan pink menjadi warna-warna manis yang bikin saya rindu. Entah kapan terakhir kali melihat matahari terbenam secantik ini.
Baca juga:Β Pulau Sebuku Lampung Selatan: Menjelajahi Pulau Sebuku Besar dan Kecil
Saya membalikkan kursi saya 180 derajat agar bisa menikmati sunset di depan mata dengan lebih syahdu.
Saya ingin indera penglihatan saya membantu otak untuk mengingat lebih jelas, bagaimana cara Tuhan membuat saya merasa tenang dan nyaman, dengan cara-Nya yang sederhana. Saya melipat kaki, menaikkannya ke atas kursi, lalu bersandar manja pada salah satu sisinya.
Di tangan saya, segelas roasted milk tea dengan grass jelly menjadi teman minum mengenyangkan. Berkali-kali pula saya memasukkan popcorn rasa asin dan karamel ke dalam mulut, diselingi pembicaraan ini dan itu yang enggak terlalu saya ingat detailnya.
Di bawah langit, rasanya saya ingin terlelap sejenak, dalam waktu yang sedikit lebih lama. Jadi, begini rasanya… meluruhkan penat dan lelah beratapkan langit.
Diam-diam di dalam hati saya mengucap syukur. Untuk merasa bahagia, saya nggak perlu membayar mahal. Sunset di Four Points by Sheraton Manado ini menjadi bonus dari perjalanan di kota ini. Sebuah pemandangan yang bisa saya dapatkan cuma-cuma.
Baca juga:Β 9 Alasan Berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng
Meski enggak jadi menyambangi Taman Laut Nasional Bunaken, saya tetap bisa menyaksikan sunset indah ini secara langsung dengan kedua mata. Lagi-lagi saya berharap, saya bisa tinggal di Manado lebih lama lagi.
Kalaupun enggak, saya berharap masih diberi umur panjang, agar saya menikmati kota ini kembali.
Setuju makanannya enak enak di manado dan ternyata sunsetnya juga cakeppp ^^
Jadi ngebayangin gimana rasanya makan masakan khas Manado sambil menikmati sunset. Pasti rasanya nggak mau pulang ya, Mbak. Hehehe π