Sate Gendong, Kuliner Enak di Dusun Bambu Bandung – Kalau mampir ke Dusun Bambu Bandung, kamu bukan hanya akan menemukan spot-spot foto Instagrammable saja, melainkan tempat makan enak yang bisa bikin perut senang.
Tadinya, saya pengin mencoba salah satu restoran yang ada di Dusun Bambu Bandung. Entah itu Cafe Burangrang yang mengusung tema modern, Lutung Kasarung yang memberikan sensasi makan di dalam tempat seperti sangkar burung, atau Saung Purbasari yang menyuguhkan pengalaman berbeda, yakni makan di tepi danau.
Namun, begitu melihat ada food court di area Pasar Khatulistiwa (dekat dengan pintu masuk ke Lutung Kasarung) dengan makanan yang lebih beragam, rasa lapar saya makin menjadi-jadi.
Enggak perlu pikir panjang, saya langsung mencari tempat duduk yang kosong, lalu keliling-keliling demi mengenyangkan perut dengan beberapa kuliner enak di Dusun Bambu Bandung ini.
Di sana, selain mencicipi Lenggang Panggang Pempek Dempo Bandung, Nasi Liwet Spesial Kedai Cika, dan menyeruput kopi hangat di Yellow Truck Coffee & Tea, saya pun mencoba satu porsi sate ayam yang saya beli di Sate Gendong. Ada yang sudah pernah mencoba? Berikut ulasannya.
Sate Gendong, Kuliner Enak di Dusun Bambu Bandung
Kedai ini letaknya ada di pojokan dan sangat mudah ditemukan. Setiap pengunjung yang lalu-lalang bisa melihat sendiri bagaimana dua pekerjanya, sibuk meletakkan sate di atas panggangan, lalu mengipasnya hingga matang.
Baca juga: Liburan Satu Hari di Bandung, ke Mana Saja?
Asap mengepul yang berasal dari panggangan sate memang terkadang menghalangi pemandangan mata orang-orang yang sedang berjalan di dekat sana.
Namun, justru itu, pengunjung Dusun Bambu Bandung jadi mudah tergoda kala indera penciuman mereka menangkap bau manis dari sate-sate yang sedang dibakar.
Di Sate Gendong ini kamu bisa memesan Sate Ayam, Sate Kelinci, Sate Susu, Sate Sapi, dan Sate Kambing.
Nah, karena lagi enggak pengin cobain sate yang lain-lain, alhasil saya memesan satu porsi Sate Ayam. Oh ya, kamu bisa memesan satenya saja, tapi bisa juga ditambah lontong atau nasi biar tambah kenyang. Kalau saya pilih pakai lontong.
Sembari menunggu pesanan jadi, saya sibuk memerhatikan para pekerjaya mengipas sate sambil sesekali memotret aktivitas mereka. Duh… ngiler banget deh, pas ngelihat sate-sate di atas panggangan warnanya sudah mulai berubah jadi emas kecoklatan.
Bau manisnya yang semakin terasa lama-kelamaan bikin cacing-cacing di perut makin meronta-ronta. Makin enggak sabar buat mencobanya!
Baca juga: Barleu Coffee Bandung, Minimalis di Remangnya Bandung Malam
Nah, enggak perlu menunggu waktu terlalu lama, Sate Ayam pesanan saya sudah jadi. Hmm… tampilannya sungguh mengguggah selera. Potongan lontong ditaruh lebih dulu di piring. Kemudian, sepuluh tusuk sate diletakkan di atasnya.
Barulah, siraman bumbu kacang yang cukup banyak melumuri lontong serta sate tersebut. Enggak lupa, kecap manis ditambahkan demi menambah cita rasa Sate Ayam Sate Gendong ini.
Saya mengambil satu tusuk sate dan memasukkannya ke dalam mulut. Ayam yang lembut ketika dipadukan dengan bumbu kacang dan kecap manis seolah menari-nari di atas lidah saya.
Saya mengambil satu tusuk sate lagi, menggigit ujungnya hingga menyisakan bagian kosong pada tusukan tersebut, menancapkan potongan lontong, melumurinya dengan bumbu kacang, lalu memasukannya ke dalam mulut. Ah, surga. Rasanya saya kepengin tambah satu porsi sate lagi biar makin puas.
Tapi baru inget kalau tadi udah memasukkan berbagai macam makanan ke dalam perut: pempek nasi liwet, siomay. Diet always starts tomorrow, kalau kata orang banyak.
Baca juga: Satu Hari Wisata Kuliner di Bogor, Kenyang Banget!
Sate Ayam ini bakalan lebih nikmat lagi kalau disantap selagi hangat. Sayangnya, sate dan lontong yang saya makan waktu itu agak dingin.
Mungkin satenya sudah jadi dari tadi, jadi si penjual tinggal menatanya saja di piring. Kendati demikian, sate ini tetap enak disantap kok, apalagi waktu itu lagi lapar banget. Hehehe. 😀
Kalau kamu suka banget sama Sate Ayam, jangan lupa mencoba makanan yang satu ini pas mampir ke Dusun Bambu Bandung, ya.
Kalau belum kenyang, kamu bisa icip-icip makanan lainnya yang ada di sana. Mulai dari soto, otak-otak, tahu gejrot, jagung bakar, kue balok, kue ape, dan masih banyak lagi.
Oh ya, kalau ingin menikmati makanan di food court ini, jangan lupa tukarkan uang tunai kamu dengan kartu yang bisa digunakan sebagai e-money kamu.
Katanya, kalau mau beli makanan di food court Dusun Bambu Bandung ini dulunya harus pakai voucher, hanya saja agak ribet soalnya voucher tersebut dibagi-bagi ke dalam beberapa nominal.
Jadilah sekarang pakai kartu elektronik yang lebih memudahkan para pengunjung untuk membeli makanan atau minuman di sana, soalnya bisa langsung tap di mesinnya aja.
Baca juga: Menikmati Mendungnya Sore di Pondok Kopi Umbul Sidomukti Semarang
Apabila ada sisa uang di kartu kamu, bisa di-refund di counter atau kasir khusus refund yang ada di lantai 1 food court ini. Nah, kalau soal kasir, menurut saya bakalan lebih efisien kalau setiap kasir juga bisa dioptimalkan untuk refund, bukan di kasir khusus aja.
Jadi, pengunjung pun enggak perlu bolak-balik dan enggak perlu susah-susah mencari mana kasir untuk refund atau mana kasir untuk top-up.
So far, rasanya sungguh menyenangkan bisa menghabiskan waktu di Dusun Bambu Bandung ini.
Next time ke sini lagi, pengin deh menghabiskan waktu lebih lama lagi, soalnya ternyata ada banyak tempat yang belum saya jelajahi. Tentunya, pengin juga cobain kuliner enak lainnya yang belum pernah dicoba sebelumnya.
Nah, buat kamu yang sudah pernah menyambangi Dusun Bambu Bandung, apa sih momen yang paling kamu favoritkan?
Rasanya pengin tambah satu porsi Sate Ayam di Sate Gendong Dusun Bambu lagi.
Artikel kuliner lainnya yang bikin kamu ngiler:
1. Menyeruput Kopi Hangat di Yellow Truck Coffee & Tea Bandung
2. Mencicipi Otak-otak AFUNG Belinyu Enggak Cukup Satu Porsi Saja
3. 3 Bakmi Bangka Paling Enak dan Murah Meriah di Bangka
4. Perpaduan Pahit dan Manis Dark Chocolate Cigar, Cokelat Rasa Cerutu Kuba
5. 5 Menu Lezat Karya Chef Benjamin Halat yang Paling Bikin Nagih
6. 6 Pilihan Amuse-Bouches, Hidangan Pembuka Paling Favorit di Restoran CURATE, Singapura
7. 5 Alasan Tak Perlu Ragu Bersantap di Restoran Fine Dining CURATE, Singapura
8. Ada yang Kurang Saat Mencicipi Roti Panggang Telur dan Kopi Tarik Tung Tau
9. Lebih Nikmat Menyantap Bakmi Jowo Mbah Gito di Kala Malam
10. Belum ke Yogyakarta Kalau Belum Mampir ke The House of Raminten
11. Waroeng Kaligarong, Kuliner Semarang Spesialis Bebek Goreng Sambal Mangga Muda
12. Mie Lokut Bangka, Tempat Makan Jeroan Babi Paling Mengenyangkan
13. 7 Kuliner Semarang yang Bikin Kangen dan Lapar
14. Rela Mengantre demi Mencicipi Lumpia Gang Lombok Semarang
15. Perut Senang Usai Menyantap Red Chilli Crab, Kuliner Khas Singapura
16. Satu Hari Wisata Kuliner di Bogor, Kenyang Banget!
17. Menikmati Mendungnya Sore di Pondok Kopi Umbul Sidomukti Semarang
18. Pertama Kali Coba Lenggang Panggang Pempek Dempo Bandung
19. Porsi Jumbo HDL 293 Cilaki Bandung untuk Para Pencinta Seafood
20. Ikan Bakar Rica, Menu Terfavorit di Pirates Cafe Manado
21. Mencicipi Lezatnya Seafood ala Tuna House Megamas Manado
22. Pork Chop Paling Enak Cuma Ada di Hog Wild with Chef Bruno, Bali
Waktu ke Dusun Bambu ngga sempet icip2 kulinernya karena waktunya mepet. Wkt itu tertarik makan di Purbasari tepi danau sama lutung kasarung yg ngeglantung kayak sangkar burung itu .. haha. Tapi penuh banget. Jd ga jadi. Kalo sate gendong malah terlewatkan. Heuu…nasip.
Wah, lain kali wajib mampir lagi dan icip-icip kuliner di food court Dusun Bambu, Mbak Ina. Pilihannya beragam dan enak-enak. 😀 Kalau waktu itu rencananya aku juga kepengin makan di Saung Purbasari atau di Lutung Kasarung, tapi kalau enggak salah harganya relatif mahal, ya? Kalau yang makan di tepi danau, harus keluarin kocek minimal berapa ratus ribu gitu, sementara di Lutung Kasarung bahkan ada room charge.
Sate adalah salah satu kuliner favorit saya. Sate kelinci yang paling saya suka.
Wah, kalau saya malah belum pernah cobain sate kelinci.