Berkunjung ke Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Tertinggi di Dunia – Bermalas-malasan di rumah udah jadi rutinitas yang saya lakukan di akhir pekan. Maklum, tenaga udah terkuras habis untuk pergi-pulang Tangerang-Jakarta setiap harinya.
Namun, Sabtu kemarin adalah pengecualian. Kalau bukan gara-gara ada workshop Creating Bookish Digital Content bareng Bookish Indonesia dan Booktube Indonesia, entah kapan lagi saya bisa menyambangi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ini.
Perpustakaan Nasional RI ini letaknya di Jalan Medan Merdeka Selatan N0. 11. Letaknya persis di seberang Monas. Waktu itu, saya sampai di sini pukul 10 pagi dan pengunjungnya belum terlalu ramai.
Begitu sampai, saya agak heran karena saya harus memasuki sebuah rumah lawas, yang di dalamnya dijadikan ruang pameran beragam instalasi seni.
Yang dipamerkan pun enggak jauh-jauh dari sastra, literasi, membaca, hingga hal-hal yang berhubungan dengan nusantara. Kemudian, keluar dari rumah tersebut, barulah saya melihat tampak depan gedung Perpustakaan Nasional RI ini.
Apa Saja yang Bisa Dilakukan di Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Tertinggi di Dunia?
Setelah puas melihat-lihat, saya keluar melalui puntu belakang rumah lawas tersebut. Saya menemukan sebuah geudng yang tinggiiiiii banget!
Oh, jadi ini toh, yang namanya Perpustakaan Nasional RI, perpustakaan tetinggi di dunia. Katanya, tottal ada 27 lantai dengan 24 lantai operasional. Saya kurang paham di mana letak 3 lantai lainnya dan apa fungsinya.
Depan gedung ini sering banget dijadikan tempat foto. Mungkin, sebagai bukti kalau pernah mengunjungi perpustakaan tertinggi di dunia yang nyatanya ada di Indonesia. Bangga!
Masuklah saya ke lobi. Karena baru pertama kali ke sini, saya bingung sekaligus takjub melihat rak buku super besar menyambut saya. Desain interiornya benar-benar artistik dan mengundang pengunjung untuk berfoto-foto di sana.
Baca juga: [BOOK REVIEW] Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini Karya Marchella FP
Eskalator dan lift-nya ada banyak pula. Kalau boleh jujur, rasanya saya lagi enggak berada di Perpustakaan Nasional RI. Malah lebih mirip seperti mall. Seneng deh, ternyata perpustakaan tertinggi di dunia ini enggak kaku dan ngebosenin.
Titip Tas Kamu di Dalam Loker Sebelum Berkeliling
Saya langsung menuju Loker Penitipan Tas di sebelah kanan. Saya diberi kunci loker dan tas transparan yang bisa digunakan untuk menampung barang-barang penting yang hendak dibawa.
Nah, penting untuk diingat, demi keamanan bersama, jangan pernah meninggalkan barang-barang berharga seperti ponsel, dompet, serta laptop di dalam loker, ya.
Jumlah tas yang disediakan terbatas banget, mengingat jumlah pengunjung harian Perpustakaan Nasional RI bisa mencapai ribuan orang.
Kalau enggak kebagian, kamu bisa membawa tas kamu berkeliling Perpustakaan Nasional RI, perpustakaan tertinggi di dunia ini. Hanya saja, jika ingin berkunjung ke tiap lantai, kamu tetap harus menitipkan tas kamu di dalam loker yang sudah disediakan.
Baca juga: 7 Aplikasi Edit Foto Bookstagram yang Sering Saya Gunakan
Lalu, kalau baru pertama kali ke Perpustakaan Nasional RI, enaknya ke lantai mana saja, ya? Enggak perlu bingung. Di setiap lantai di dekat lift, tersedia petunjuk dan informasi mengenai tiap lantai.
Misalnya, di lantai 4 ada Area Pameran dan Kantin, di lantai 5 ada Perkantoran, di lantai 6 ada Data Center dan Musholla, dan seterusnya.
Yuk, Jadi Anggota Perpustakaan Nasional RI!
Saya sendiri langsung naik ke lantai dua, ke bagian Layanan Keanggotaan Perpustakaan. Di lantai ini, kamu bisa menggunakan komputer-komputer tersedia untuk mencari katalog buku yang diinginkan. Jadi, kamu tahu lantai mana yang harus dituju.
Selain itu, saya juga menyempatkan diri untuk membuat kartu anggota Perpustakaan Nasional RI, soalnya pengin banget mengakses jutaan bacaan gratis di sini.
Kartu ini pun bisa digunakan untuk meminjam buku, juga menikmati Layanan e-Resources. Nah, gimana sih, caranya membua kartu anggota Perpustakaan Nasional RI ini? Baca pengalaman saya di tulisan ini, ya.
Sembari menunggu kartu anggota jadi, saya berkeliling ke berbagai lantai untuk mencari tahu, sebenarnya di Perpustakaan Nasional RI, perpustakaan tertinggi di dunia ini ada apa aja, sih. Karena waktu itu kelilingnya udah sore, sayang saya enggak sempat singgah di semua lantai. 🙁
Oke, selain lantai dua, saya juga mampir ke lantai 3. Ini merupakan Zona Promosi Gemar Budaya Membaca dan di sini ada Zona Komunitas Perpustakaan yang biasanya digunakan untuk mengadakan berbagai acara. Di sini pulalah saya mengikuti workshop Creating Bookish Digital Content.
Lantai 7 yang Paling Menggemaskan
Selanjutnya, saya naik ke lantai 7 yang menyediakan Layanan Koleksi Anak, Lansia, dan Disabilitas. Saya tahu soal lantai ini, soalnya sebelumnya sudah riset dulu. Eh ternyata, lantai 7 ini menggemaskan banget!
Ruangannya didesain sewarna-warni mungkin biar anak-anak (dan orang seperti saya) betah membaca buku di sana. Oh ya, kalau mau masuk ke ruangan ini, harap melepas alas kaki, ya, soalnya ruangan ini full carpet.
Pada dinding dan pilar-pilarnya juga terdapat banyak lukisan hingga mural Cerita Rakyat Nusantara, mulai dari Legenda Raja Ampat hingga Legenda Tadulako Bulili. Untuk koleksi bacaannya pun beragam. Salah satunya adalah buku pengetahuan.
Oh ya, sehabis membaca, diletakkan satu meja khusus untuk meletakkan buku yang baru diambil. Nantinya, petugas di sanalah yang akan membantu meletakkan buku tersebut ke tempatnya semula. Jadi, pengunjung enggak asal mengembalikan buku ke rak.
Baca juga: 7 Rekomendasi Buku yang Asyik Dibaca Saat Traveling
Kemudian, tadinya saya mau ke lantai 12, yakni Ruang Baca Koleksi Deposit. Penasaran, di sana ada apa. eh, pas sampai di lantainya, ternyata lagi tutup. Begitu pula dengan lantai 12, di mana terdapat Layanan Baca Koleksi Monograf Tertutup.
Akhirnya, saya naik lagi ke lantai 21, ke bagian Layanan Baca Koleksi Monograf Terbuka. Namun ternyata ruameeee banget. Karena mengejar waktu juga ingin naik ke lantai teratas (waktu itu, 30 menit lagi Perpustakaan Nasional RI sudah mau tutup), alhasil saya enggak jadi singgah, deh. 🙁
Menikmati Tugu Monas di Sore Hari dari Lantai Teratas
Saya langsung ke lantai 24 di mana terdapat Layanan Koleksi Budaya Nusantara. Waktu ke lantai ini, pada bagian kiri ada executive lounge yang bisa digunakan untuk duduk-duduk santai. Kayaknya, bisa bikin event juga deh, di lantai ini.
Selain itu, disediakan pula beberapa kursi indoor di dekat jendela, yang sebenarnya lebih mirip seperti gardu pandang. Di sini, para pengunjung bisa menikmati indahnya kota Jakarta dari ketinggian.
Kalau saya sih, lebih memilih untuk ke area luar langsung. Tadaaaa! Tugu Monumen Nasional alias Monas kelihatan apik banget dari lantai 24. Langsung deh, saya foto-foto!
Saya bersyukur karena sore itu langit Jakarta lagi cerah banget. Cuaca juga udah enggak panas. Jadi, kalau mau foto-foto di area luar bisa lebih nyaman.
Selepas itu, saya kembali masuk ke dalam. Tadinya, mau langsung turun ke lantai 1. Namun, pandangan saya tertuju pada area di bagian kanan, di mana terdapat beberapa rak yang memuat buku-buku yang berhubungan dengan budaya Nusantara.
Di sini, juga ada beberapa meja yang bisa dimanfaatkan untuk membaca buku atau mengerjakan tugas dengan laptop. Ada juga ruang diskusi yang bisa dimanfaatkan, jika dibutuhkan.
Sebagai informasi, setiap lantai di Perpustakaan Nasional RI, perpustakaan tertinggi di dunia ini memiliki ruang koleksi baca dan ruang membacanya.
Baca juga: Cara Mudah Menemukan Buku yang Sedang Diskon di Toko Online
Menurut informasi yang saya dapat dari salah seorang petugas di bagian Layanan Informasi di lantai 2, buku-buku enggak boleh “keluar” dari lantainya. Jadi, kalau ingin membaca buku, bisa memanfaatkan meja-meja di ruang baca yang disediakan.
Rencana awal saya ke Perpustakaan Nasional RI Sabtu kemarin itu sebenarnya, selain menghadiri workshop dan bikin kartu anggota, pengin juga laptop-an di sana. Ah sayang, ternyata mengeksplorasi gedung ini beberapa jam saya enggak cukup. Itu artinya, saya mesti balik lagi ke sini.
Sekitar jam 4 sore, saya memutuskan untuk pulang karena udah mulai sempoyongan gara-gara telat makan. Nunggu lift dari lantai 24 ternyata cukup memakan waktu. Mungkin karena hari itu hari Sabtu dan pengunjungnya membludak banget.
Baca juga: [BOOK REVIEW] Milk and Honey Karya Rupi Kaur Versi Bahasa Indonesia
Memang, ada 5 lift yang disediakan di sini, dengan kapasitas 13 orang di masing-masing lift. Tapi, yang mampir ke lantai 24 jarang banget. Kadang, udah sampai di lantai 20, eh turun lagi ke lantai 1. Jadi, harus sabar menunggu karena antrean menunggu lift banyak banget.
Nah, akhirnya sampai di lantai 1. Saya pun langsung menuju Loker Penitipan Tas dan mengambil barang-barang yang disimpan di sana.
So far, seneng banget bisa singgah ke Perpustakaan Nasional RI, perpustakaan tertinggi di dunia, walaupun hanya beberapa jam saja. Masih kerasa banget excitement-nya waktu menginjakkan kaki di tempat ini.
Sepulang dari sana, rasa kangen saya akan solo traveling terobati. Ternyata, kalau mau traveling enggak perlu jauh-jauh ke luar kota, ya. 😀
Bagaimana Cara ke Perpustakaan Nasional RI?
Nah, untuk kamu yang juga ingin mampir ke perpustakaan tertinggi di dunia ini, ada beberapa alternatif transportasi yang bisa kamu pilih. Kalau saya sendiri menggunakan ojeg online karena lebih mudah, cepat, dan enggak perlu nyambung-nyambung.
Namun, kamu juga bisa naik bus TransJakarta dan turun di Halte Balai Kota. Atau, kamu juga menumpang bus tingkat City Tour yang melewati Balai Kota.
Baca juga: Pendakian Gunung Sindoro 3.153 Mdpl via Jalur Kledung, Jawa Tengah
Untuk kamu yang naik kereta, bisa turun di Stasiun Gondangdia, lalu sambung naik ojeg online sekitar 5 menit, atau jalan kaki sekitar 15 menit. Kemudian, kalau kamu datang dari luar kota, stasiun terdekat ialah Stasiun Gambir.
Itulah dia perjalanan singkat saya ke Perpustakaan Nasional RI, perpustakaan tertinggi di dunia, Sabtu lalu. Sudah pasti saya akan kembali lagi ke gedung ini. Masih banyak yang ingin dieksplorasi di sini soalnya, terutama koleksi bacaan yang dimiliki. Ah, enggak sabar ingin mampir lagi. 😀
Wow keren banget 😀 makasih infonya
Terima kasih juga sudah membaca tulisan ini. Semoga bermanfaat buat Hana 😀
jadi tertarik utk main lagi ke perpusnas…
Seru banget main ke Perpusnas. Bisa laptop-an sambil cari banyak ilmu di sana. 😀
Wah menarik sekali ya perpustakaannya!
Jadi pengen bikin kartu anggota dan menghabiskan waktu di sana
Banyak keuntungan yang bisa didapat kalau jadi anggota Perpusnas RI, lho! Enggak rugi deh, kalau bikin kartunya. Bisa akses jutaan bacaan bermanfaat 😀
Bagus banget ya
Kalau berada di Jakarta dan sedang lowong, jangan lupa mampir ke Perpusnas RI, ya! 😀
Sayangnya, saya belum berkesempatan ke perpustakaan ini. Semoga kapan-kapan bisa mampir ke sini.
Salam kenal,
@alenaslibrary
Halo, salam kenal juga! Iyaa, seenggaknya pernah mampir sekali seumur hidup. Perpusnas RI ini cocok banget untuk para pegiat buku. Lumayan, bisa baca buku gratis dengan akses tanpa batas. 😀
Super love ?? pengen banget ke sana.. selama ini udah menikmati buku2 Perpusnas di aplikasi Ipusnas. Mudah2an kesampaian juga segera ke sana..
Wah kalau aku malah udah download iPusnas, tapi belom sempet coba. Hehehe. Selamat berkunjung ke Perpusnas, ya. ?
Terimakasih pengalaman nya….buat referensi sy untuk kesana