Habis Kenyang Kulineran, Beli Oleh-oleh Dulu di Pasar Khatulistiwa Dusun Bambu – Dusun Bambu Family Leisure Park yang terletak di Bandung menjadi destinasi utama saya dan keluarga kala Libur Lebaran.
Karena malas bermacet-macetan ria, akhirnya kami sekeluarga pilih untuk pergi naik kereta soalnya lebih cepat, efisien, dan bisa simpen lebih banyak tenaga dibandingkan nyetir berjam-jam. Mau booking tiket kereta? Cek di link ini sekarang!
Baca juga: Kelingking Beach, Nusa Penida: Pesona Keindahan Tak Terlupakan
Omong-omong, kalau ditanya bagaimana kondisi Bandung kala itu, yup… ramai, ramai banget malahan! Eh, kalau terlalu sepi juga kayaknya holiday vibes-nya malah jadi enggak kerasa. Ya, enggak, sih?
Oh ya, Dusun Bambu ini memiliki beberapa restoran, yakni Cafe Burangrang, Lutung Kasarung, hingga Saung Purbasari. Namun, ada juga lho food court di sini yang makanannya enggak kalah enak, namanya Pasar Khatulistiwa. Ada apa aja ya, di sini?
Habis Kenyang Kulineran, Beli Oleh-oleh Dulu di Pasar Khatulistiwa Dusun Bambu
Berdasarkan informasi yang saya baca dari laman resmi Dusun Bambu, Pasar Khatulistiwa ini juga menjual makanan khas Sunda dan juga suvenir buatan masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Burangrang, Jawa Barat.
Pasar Khatulistiwa sendiri memang didesain dengan konsep food court yang terdiri dari 2 lantai. Tempat ini pun bisa diisi hingga 500 orang.
Karena perut lumayan keroncongan siang itu, kami cobain beberapa kuliner yang memang ramai antrean pengunjung. Mulai dari Siomay Bandung, Sate Gendong, Lenggang Panggang Pempek Dempo Bandung, hingga Nasi Liwet Kedai Chika. Beneran deh, enggak ada yang enggak enak! 😀
Nah, selain makanan-makanan enak yang sudah saya sebutkan di atas, ada beberapa kuliner lain yang sebenarnya juga ingin saya coba. Misalnya, Batagor, Seblak, Colenak, Es Lilin, dan masih banyak lagi! Emang dasar anaknya doyan makan, ya. Hihihi.
Udah puas kulineran, saya dan Mama kemudian mampir ke bagian tengah Pasar Khatulistiwa yang menjual beragam suvenir unik dan camilan asyik. Emang dasar kepengin bawa pulang oleh-oleh, akhirnya kami beli sesuatu dari sana.
Enggak seperti di area food court yang ramai dan sesak pengunjung, bagian tengah Pasar Khatulistiwa ini lebih lowong. Interiornya cantik sekali.
Baca juga: Catatan Perjalanan ke Nusa Penida: The Golden Egg of Bali
Di sini enggak dijual makanan cepat saja, tapi kamu akan menemukan banyak makanan ringan yang lagi dan lagi… menggoda iman (hey, ingat perut).
Lalu, ada juga suvenir yang menarik untuk dilirik, seperti kaos, sandal jepit, kincir angin, dream catcher yang ukurannya besar, hingga tanaman sukulen yang bentuknya lucu-lucu banget.
Hmm… saya dan Mama ternyata punya kegemaran yang sama, yakni suka sama tanaman mini nan lucu begini.
Namun, karena punya pengalaman buruk dalam merawat sukulen (sudah dirawat sepenuh hati, tapi tetap saja mati), saya mengurungkan niat untuk membelinya. Meski hanya satu pot saja.
Kalau Mama sih udah tergiur banget pengin bawa pulang beberapa pot. Namun harganya agak sedikit lebih mahal. Enggak heran, ini kan tempat wisata.
Biasanya untuk sukulen dengan bentuk dan pot yang standar, masih bisa dibeli dengan harga Rp5.000 – Rp10.000.
Nah, kalau di Pasar Khatulistiwa ini ada yang harganya Rp25.00, Rp50.000, dan seterusnya. Biasanya, semakin mahal harga tanaman tersebut, semakin bervariasi bentuknya dan semakin bagus pula potnya.
Selanjutnya, Pasar Khatulistiwa ini nyatanya juga memamerkan berbagai macam alat musik yang terbuat dari bambu. Jujur, saya enggak tahu apa aja namanya, selain suling. 😆
Adik saya yang lagi senang mencoba alat-alat musik baru, langsung beli satu untuk dibawa pulang. Lumayan, ada oleh-oleh dari Bandung.
Eh iya, ada juga lho, pajangan gemes kayak Pinokio di bawah ini. Bagus buat digantung di rak atau dinding. Pengin juga beli satu, tapi bingung mau taruh di mana kalau di kamar. Sudah terlalu banyak barang soalnya 😆
Ada yang kepincut juga enggak sama pajangan gemes ini?
Enggak lupa, sebelum lanjut ke destinasi selanjutnya, saya dan Mama jajan camilan untuk dinikmati selama di perjalanan. Kami beli keripik pisang yang ternyata enak banget! Nyesel cuma beli satu. 🙁
Omong-omong, pembayaran di Pasar Khatulistiwa ini kebanyakan cashless, ya. Jadi, kita harus menggunakan kartu yang sudah di-top up sebelumnya. Hal ini tentu memudahkan pengunjung supaya enggak ribet harus keluar uang tunai berkali-kali.
Cukup dengan kartu yang di-tap ke mesin, pengunjung bisa dengan mudah membayar makanan yang dibeli. Kalau masih ada sisa saldo di kartu, bisa di-refund juga.
Penutup
Gimana, kepengin kulineran dan beli oleh-oleh di Pasar Khatulistiwa Dusun Bambu juga enggak, nih? Kalau saya dan keluarga sih, pasti bakalan balik lagi ke sini.
Menurut kami, Pasar Khatulistiwa ini terlalu sayang untuk dilewatkan. Yakin nih, enggak mau nyobain ragam kulinernya yang bikin ngiler banget? Andai perut kami belum penuh, pasti bakal beli makanan atau minuman lainnya, tuh. 😆
Baca juga: Batu Caves, Salah Satu Wisata Wajib di Malaysia
Oh ya, sedikit saran soal kebersihan di sana. Menurut saya, petugas kebersihan di Pasar Khatulistiwa Dusun Bambu harus lebih cekatan ketika membersihkan meja yang kotor, terutama di jam-jam ramai atau sesak pengunjung.
Pengunjung pun sebaiknya juga bertanggung jawab dengan piring dan gelas yang dipakai sehingga pengunjung selanjutnya yang menduduki tempat mereka, bisa lebih nyaman saat menyantap hidangan.
Kalau perlu, pihak manajemen menyediakan spot khusus untuk piring dan gelas kotor. Saya pikir akan lebih mudah.
Nah, itulah dia sedikit pengalaman saya kala berkunjung ke Pasar Khatulistiwa Dusun Bambu Bandung ini. Selamat liburan, ya! 😀
Jadi, bawa pulang oleh-oleh apa dari Bandung?
Alamat: Jalan Kolonel Masturi No.KM.11, Kertawangi, Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40551
Telepon: (022) 82782020
0 Comments