[BOOK REVIEW] Nanti Kita Sambat tentang Hari Ini Karya Mas Aik – “Ya ampun… Jakarta lagi panas banget, deh! Ini lagi, internet kantor lelet banget, mana udah deadline.”
Gimana, sering enggak sih mengeluhkan hal-hal di sekitar kita? Ternyata, mendengar keluhan orang lain itu enggak menyenangkan, ya. Pantes saja, kalau saya lagi ngebawel soal ini-itu, orang-orang di sekitar langsung ikutan mulu. Kata mereka, saya terlalu banyak ngeluh, banyak sambat.
Ya… habis gimana, ya? Kalau dipendam terus kan enggak enak juga. Prinsip saya, boleh banget kok, mengeluh, asal jangan dijadikan kebiasaan atau sampai merugikan orang lain.
Kenyataannya, malahan saya merasa bersyukur masih bisa mengeluh. Seolah masih ada kesempatan untuk memperbaiki hal-hal yang kurang di sekitar.
Nyatanya, pesan itulah yang saya dapat setelah selesai membaca buku Nanti Kita Sambat tentang Hari Ini, karya Mas Aik. Buku ini nih, yang dibilang sebagai jiplakannya Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini karya Marchella FP.
Eittss… emang beneran jiplakan, ya? Coba baca ulasan di bawah ini dulu, ya.
Nanti Kita Sambat tentang Hari Ini Karya Mas Aik
Judul Buku: Nanti Kita Sambat tentang Hari Ini
Penulis: Mas Aik
Pemeriksa Aksara: Aprilia Kumala
Penerbit: Buku Mojok
Terbit: Maret 2019
ISBN: 9786021318911
Tebal: 164 halaman
Harga: Rp120.000
“Kalau aku sambat, memangnya kenapa?” Begitulah blurb singkat yang terdapat pada bagian belakang buku Nanti Kita Sambat tentang Hari Ini.
Yup, cukup menjelaskan keseluruhan isi buku yang melontarkan keluhan ini dan itu. Mulai dari keluhan di sekolah, di kantor, dalam hubungan asmara, sampai hidup sendiri.
Saya tertarik sekali untuk membaca Nanti Kita Sambat tentang Hari Ini, sebab format bukunya sama banget dengan Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini. Bahkan, dari judul pun demikian.
Kalau enggak salah, akun Instagram @nantikitasambattentanghariini muncul setelah akun @nkcthi booming. Katanya, Mas Aik memang terinspirasi dari NKCTHI, tapi untuk konten di dalamnya enggak mencomot dari akun tersebut, ya.
Meski, bila diperhatikan, visualnya ya enggak jauh beda. Ada ilustrasi, ada pula tulisan-tulisan singkat yang melengkapi.
Akan tetapi, Nanti Kita Sambat tentang Hari Ini isinya menghibur (atau ngenes?) banget . Beda dengan NKCTHI yang lebih suka menusuk titik lemah manusia dengan efek beragam, mulai dari tersenyum, bergeming, hingga menangis.
Ternyata, akun-akun ini enggak hanya berhenti di dunia digital aja. Pas NKCTHI dibukukan, lho… NKSTHI ternyata juga. 🙂
Yowes, akhirnya saya beli bukunya karena memang penasaran pengin baca. Pengin tahu, apa sih, keistimewaan buku ini.
Hal unik pertama yang saya temukan dalam buku Nanti Kita Sambat tentang Hari Ini adalah ternyata sebagian menggunakan bahasa Jawa. Pada halaman depan, bahkan ada kamus mini yang bisa jadi acuan para pembaca yang kurang paham dengan bahasa tersebut, termasuk saya.
Baca juga: 10 Kutipan Terbaik dari Buku Kamu Terlalu Banyak Bercanda
Makanya, enggak heran sih, membaca buku dengan tulisan-tulisan singkat seperti ini saja butuh waktu sedikit lebih lama.
Soalnya, beberapa kali saya bolak-balik ke halaman kosakata demi tahu apa arti kata yang tertera pada halaman yang sedang saya baca.
Kemudian, Dari segi isi, saya merasa paling suka dengan Bab di Sela-sela Kerja. Isinya relatable banget.
Misalnya, ada sambatan soal datangnya hari Senin. Kebayang enggak sih, hari Senin mesti macet-macetan lagi di jalan tol, kerja lagi, ketemu deadline lagi, dan seterusnya.
Lalu, ada juga halaman yang mengeluhkan soal dikit-dikit potong gaji. Hahaha. Bisaan aja nih, Mas Aik! Adapula halaman yang menuliskan soal drama di kantor.
Yes, kalau kamu sudah memasuki dunia kerja, drama seperti ini mungkin enggak bisa dihindari, jadi ya dinikmati saja (sambil sambat dalam hati). 🙂
Kemudian, coba deh beranjak ke bab yang mengulas soal percintaan. Ada halaman tentang undangan pernikahan teman-teman yang terus berdatangan. Di umur seperempat abad, gejolak inilah yang sedang sering saya alami.
Gejolaknya bukan mempertanyakan kapan akan menyusul teman-teman untuk menikah, tapi kadang lebih ke… “Hmm… kasih amplop berapa, ya? Bridal shower lagi. Hadeehh… keluar duit lagi”. Pernah ngerasain juga enggak, sih? Hihihi. 😀
Meski sebagian menggunakan bahasa Jawa, Nanti Kita Sambat tentang Hari Ini mengusung gaya penulisan yang cukup luwes. Pas baca tulisan-tulisan Mas Aik, rasanya kayak lagi sambat beneran! Baca kata “Hadeeehhh” aja sampai ada nadanya.
Selanjutnya, dari segi ilustrasi, tata letak, dan pemilihan warna. Nanti Kita Sambat tentang Hari Ini mengusung beragam warna berbeda di setiap halamannya. Tapi entah kenapa kesannya warnanya agak butek dan gloomy, ya?
Padahal, ilustrasinya cukup menarik, sudah punya ciri khas tersendiri, dan terlihat seperti gaya menggambar karikatur malah. Beberapa halaman di buku ada yang mengingatkan saya dengan tata letak NKCTHI.
Oh ya, di buku Nanti Kita Sambat tentang Hari Ini ada beberapa halaman di mana pembaca bisa menulisakan sambatan miliknya. Template-nya asyik, euy!
Oke, secara keseluruhan, bisa dibilang buku ini not bad, sih. Ada banyak banget keluhan tertuang di buku ini dan hal itu membuat saya semakin sadar kalau kita semua memang cuma manusia biasa.
Kembali ke diri kita masing-masing, apakah sambatan yang dikeluarkan malah bikin kita makin rajin sambat? Atau, sebaliknya malah bikin kita bersyukur?
Baca juga: [BOOK REVIEW] Dear Tomorrow: Notes to My Future Self Karya Maudy Ayunda
Well, buku ini cukup nyebelin, seolah tahu banget apa aja yang sering disambatin orang-orang. Sayang, keluhannya kurang banyak dan kurang dalam. Saya jadi merasa apa yang saya baca baru di permukaannya saja.
Untuk itu, saya berharap semoga karya-karya selanjutnya bisa lebih original, bervariasi, dan tentunya makin menghibur. Jadi, sudah sambat hari ini?
Ada tulisan lain yang enggak kalah menarik untuk dibaca, nih.
1. 7 Rekomendasi Toko Buku Favorit Buat Beli Buku Online
2. Apa Itu Bookstagram dan Bagaimana Cara Membuatnya?
3. Apa Itu Books Aficionado?
4. Q&A: 15 Fun Facts about Me and My Bookstagram @sintiawithbooks
5. 7 Tips Meningkatkan Follower Bookstagram untuk Pemula
6. 30 Bookstagram Terms You Should Know
7. 20 Inspirasi Rainbow Bookshelf di Bookstagram yang Bikin Betah Baca Buku Seharian
8. Pengalaman Borong Buku dan Panduan Lengkap ke Big Bad Wolf Jakarta
9. 5 Buku Favorit yang Bikin Saya Jatuh Cinta dengan Dunia Anak-anak
10. Rainbow Bookshelf: Menata Buku-buku pada Rak Seperti Warna Pelangi
11. 5 Teknik Meningkatkan Engagement Bookstagram Lewat Pemberian Komentar
12. 30+ Most Popular Bookstagram Hashtags to Increase Your Followers
13. 15 Rupi Kaur Powerful Quotes Every Girl Needs to Read
14. 15 Akun Bookstagram Indonesia Terfavorit, Sudah Follow Belum?
15. 3 Penulis Teenlit yang Novelnya Bikin Kangen Masa SMA
16. 7 Benda yang Bisa Kamu Jadikan Pembatas Buku
17. Pengalaman Mengirim Buku Gratis Lewat Kantor Pos Setiap Tanggal 17
18. 11 Most Creative Bookstagrammer to Follow in 2018
19. Asyiknya Belanja Buku di Periplus, Toko Buku Impor Langganan
20. [BOOK REVIEW] Gadis Daun Jeruk Karya Rinda Maria Gempita
21. 17 Rekomendasi Buku di POST Bookshop Pasar Santa
22. [BOOKSTAGRAM TIPS] Memotret Buku dengan Kamera HP atau Kamera DSLR?
23. [EKSKLUSIF] Bab Pertama Novel The Perfect Catch Karya Chocola
24. [BOOK REVIEW] Na Willa: Serial Catatan Kemarin Karya Reda Gaudiamo
25. 7 Properti untuk Bookstagram Biar Foto Makin Keren
26. 7 Cara Memfoto Buku untuk Bookstagram
27. Pengalaman Membeli Buku di POST Bookshop Pasar Santa
28. Pengalaman Beli Buku di Grobmart untuk Pertama Kalinya
29. [BOOK REVIEW] Aku, Meps, dan Beps Karya Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo
30. Bagaimana Cara Menulis Caption untuk Bookstagram?
31. [BOOK REVIEW] The Stories of Choo Choo: You’re Not as Alone as You Think Karya Citra Marina
32. [BOOK REVIEW] Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini Karya Marchella FP
33. 10 Kutipan Terbaik dari Buku NKCTHI Karya Marchella FP
34. [BOOK REVIEW] Things & Thoughts I Drew When I was Bored Karya Naela Ali
35. [BOOK REVIEW] Milk and Honey Karya Rupi Kaur Versi Bahasa Indonesia
36. [BOOK REVIEW] Off the Record Karya Ria SW
37. 17 Ide Foto Bookstagram Bertema Natal yang Bisa Kamu Tiru
38. Cara Mudah Menemukan Buku yang Sedang Diskon di Toko Online
39. Berkunjung ke Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan Tertinggi di Dunia
40. Akhir Pekan Produktif di Haru Bookstore Gading Serpong
41. Mudahnya Beli Buku Online di Belbuk.com
42. Kebiasaan Membaca Buku di Perjalanan yang Ingin Saya Tularkan ke Kamu
43. Ngobrolin Novel Taman Pasir di Twitter Bareng Penerbit Grasindo
44. Bedah Buku dan Peluncuran Novel Nyanyian Hujan
45. @sintiawithbooks’ Best Nine on Instagram in 2018
46. [BOOK REVIEW] Seri Kemiri Yori Karya Book For Mountain
47. Serunya Kumpul dan Makan Siang Bareng Nagra dan Aru
48. 8 Booktuber Indonesia Favorit yang Wajib Kamu Tonton Videonya
49. 4 Blogger Buku Favorit yang Sering Kasih Rekomendasi Buku Bagus
50. 7 Rekomendasi Buku yang Asyik Dibaca Saat Traveling
51. Kenapa Sih Suka Banget Bawa Buku Saat Traveling?
52. 5 Tips Memilih Buku untuk Dibawa Saat Traveling
53. Apa Itu Book-Shaming dan Kenapa Harus Dihentikan?
54. Donasi Buku Lewat Lemari Bukubuku, Bisa Dapat Gambar Gratis!
55. [BOOK REVIEW] The Book of Imaginary Beliefs Karya Lala Bohang
56. Pengorbanan Bookstagrammer Demi Dapat Foto Bagus, Pernah Ngerasain?
57. [Book Review] Deep Wounds Karya Dika Agustin
58. 5 Buku Ilustrasi Favorit untuk Kamu yang Butuh Bacaan Ringan
59. Baca 5 Buku tentang Perempuan Ini Saat Hari Perempuan Internasional
60. Panduan Membuat Kartu Anggota Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
61. Things to Know About Big Bad Wolf Books Sale 2019 and My Book Haul!
62. 10 Male Bookstagrammers Who Will Inspire You to Read More
63. [BOOK REVIEW] Dear Tomorrow: Notes to My Future Self Karya Maudy Ayunda
64. [BOOK REVIEW] The Naked Traveler 8: The Farewell Karya Trinity
65. [BOOK REVIEW] Bicara Tubuh Karya Ucita Pohan dan Jozz Felix
66. Pengalaman Belanja Buku di Gramedia World BSD, Tangerang
67. Singgah Sejenak di Perpustakaan Erasmus Huis Jakarta Selatan
68. The Reading Room, Kemang: Sensasi Makan di Perpustakaan
69. Toko Buku Independen POST, Surga Kecil Para Pencinta Buku
70. Membawa Buku di Penjuru Dunia ke Transit Bookstore Pasar Santa
71. Indie Bookshop Tour: Tur Toko Buku Independen Perdana di Jakarta
72. 7 Inspirasi Tempat Baca Favorit Para Bookstagrammer
73. Toko Buku Foto Gueari Galeri: Jual Foto, Emosi, dan Cerita
74. [BOOK REVIEW] Kamu Terlalu Banyak Bercanda Karya Marchella FP
75. [BOOK REVIEW] The Loneliest Star in the Sky Karya Waliyadi
76. Ketagihan Baca E-book Gara-gara Gramedia Digital
77. [BOOK REVIEW] Jingga Jenaka Karya Annisa Rizkiana Rahmasari
78. [BOOK REVIEW] Nanti Kita Sambat tentang Hari Ini Karya Mas Aik
79. [BOOK REVIEW] Avontur, Dear 19 Karya Thinkermoon
80. [BOOK REVIEW] Flowers over the Bench Karya Gyanindra Ali
81. Menyusuri Tumpukan Buku-buku Lawas di Galeri Buku Bengkel Deklamasi
82. 5 Cara Menabung untuk Membeli Buku
83. 5 Cara Menemukan Inspirasi untuk Bookstagram
84. [BOOK REVIEW] Addio Karya Alya Damianti
85. 5 Rekomendasi Film Favorit Berlatar Toko Buku, Sudah Nonton?
86. Berburu Buku Murah di Vintage Vibes, Alam Sutera
87. 6 Tips Biar Enggak Kalap Belanja Buku di Big Bad Wolf
88. [BOOK REVIEW] Mind Platter (Bejana Pikiran) Karya Najwa Zebian
89. Perpustakaan Goethe-Institut Jakarta: Tempat Asyik Belajar Budaya Jerman
90. Nyamannya Membaca Buku di Perpustakaan Freedom Institute
91. 7 Strategi Jitu Menambah Penghasilan dari Buku
92. Perpustakaan Habibie dan Ainun, Warisan untuk Masyarakat Indonesia
93. Sore Hari Bersama Buku-buku di Halaman Belakang Kineruku Bandung
94. Mengejar Aan Mansyur Hingga ke Katakerja Makassar
95. Kedai Buku Jenny, Lebih dari Sekadar Perpustakaan dan Toko Buku
96. [BOOK REVIEW] Surat untuk Anakku Karya Mahendra Hariyanto
97. [BOOK REVIEW] Selamat Datang, Bulan Karya Theoresia Rumthe
98. 7 Perpustakaan di Jakarta yang Bikin Makin Cinta Membaca
99. 10 Kutipan Terbaik dari Buku Kamu Terlalu Banyak Bercanda
0 Comments