Angkor Wat: Ke Lokasi Shooting Tomb Raider Saat Liburan ke Kamboja – Visiting new places for the first time has always brought me an excitement. Sama seperti waktu nge-trip ke Thailand dan Kamboja bareng keluarga beberapa waktu lalu, I didn’t know that Cambodia is so wonderful. It gave me a little surprise.
Jadi, pagi itu, berangkatlah kami dari Jakarta menuju Bangkok dengan pesawat yang perjalanannya ditempuh kurang lebih tiga jam, lalu dilanjutkan dengan perjalanan darat menuju Siem Reap, Kamboja selama enam jam lamanya.
Baca juga: Wat Arun, Wisata Sejarah Murah di Bangkok
Selama di perjalanan, saya enggak terlalu menemukan hal yang menarik. Jalanan enggak terlalu ramai, begitu juga dengan rumah penduduk di sisi kiri dan kanan. Awalnya khawatir kalau ternyata Kamboja enggak seindah yang dibayangkan, tapiiii… ternyata saya salah.
Begitu malam tiba dan kami hampir sampai di Goldiana Hotel, ya ampun… amazed banget sama lampu-lampu sorot kuning di pinggir jalan yang bikin bangunan di kiri dan kanan kelihatan mewah. Kesan sepi selama enam jam terakhir tiba-tiba tergantikan dengan pemandangan cantik di sepanjang National Highway Road 6 itu.
Baca juga: Sore-sore Ngemil Pempek Bangka di Depan Bangunan Kosong di Jalan Muhidin
Setelah mengisi perut di restoran all you can eat Tonle Sap dan juga check in di hotel, kami naik tuk tuk yang disediakan hotel menuju Angkor Night Market yang jaraknya 2 km aja.
Seperti night market kebanyakan, di sini menjual tas, pakaian, lukisan, barang pecah belah, gantungan, sepatu, pajangan, sampai perhiasan. Biasanya, harga yang ditawarkan di pasar malam seperti ini relatif mahal karena tempat-tempat seperti ini memang udah jadi tourist attraction. Jadi, pintar-pintarlah menawar sebelum membeli, ya.
Besoknya, kami melanjutkan perjalanan ke salah satu destinasi yang sangat saya tunggu-tunggu, yakni Angkor Wat. Destinasi wisata ini merupakan candi terbesar di dunia dan diakui sebagai salah stau keajaiban dunia oleh UNESCO.
Seperti dikutip dari Wikipedia, Angkor Wat ini dibangun oleh Raja Suryawaman II di pertengahan abad ke-12, yang mana bangunan ini dibangun selama 30 tahun lamanya. Candi ini memiliki simbol yang kuat bagi Kamboja, yakni sebagai simbol hubungan diplomatik antara Kamboja, Prancis, Amerika Serikat, juga Thailand.
Baca juga: 5 Tips Memotret di Tempat Wisata yang Penuh Keramaian
Kalau mau ke sini, kita wajib membuat Angkor Pass dengan membayar US$20 (kalau sekarang katanya sudah naik jadi US$37). Angkor Pass ini gunanya sebagai kartu identitas pengunjung yang sewaktu-waktu harus ditunjukan kepada petugas keamanan di sana. Angkor Pass yang saya beli hanya bisa digunakan untuk satu hari saja.
Guna menghindari penyalahgunaan pada karcis masuk tempat ini, akan ada foto on the spot kita yang terpampang pada karcis yang menunjukan kalau kita adalah pemilik sahnya. Jadi, jangan lupa dandan yang capek ya, biar foto di Angkor Pass-nya bagus. Hehehe. Buat kenang-kenangan.
Selama berada di Angkor Wat, kami ditemani tour guide profesional bernama Chean Virack, yang panggilannya Villy. Nah, karena kami sekeluarga ikut tur, jadi tour guide ini udah sepaket dan Villy ini juga punya tour guide license. Bisa dibilang, dia ini pemandu resmi yang memang bertugas untuk memberikan sejumlah informasi soal Angkor Wat ini.
Villy sendiri pernah bercerita mengapa dirinya ingin menjadi seorang pemandu wisata. Intinya, ia ingin tahu bagaimana kemampuan dia di bidang pariwisata ini.
Sempet sih, dia ngerasa bosen karena harus mengenalkan atau menjelaskan tempat wisata di Kamboja yang itu-itu terus. Sampai akhirnya ia punya keinginan untuk menjalankan pekerjaan lain yang ia bisa. Apalagi, dengan hadirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN hingga globalisasi, menuntut setiap orang untuk bisa lebih bersaing satu sama lain.
Baca juga: Pengalaman Naik Joglosemar Semarang-Yogyakarta
Terlepas dari itu semua, entah mengapa rasanya pekerjaan sebagai tour guide itu seru banget. Selain bisa ketemu banyak orang dan mengunjungi berbagai destinasi wisata, kemampuan untuk bisa berbahasa asing menjadi tuntutan yang menyenangkan. Minimal, dimulai dari memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris.
Menurut cerita Villy, setelah lulus dari universitas, ia belajar bahasa Mandarin dan Inggris. Untuk bahasa Inggris, Villy belajar di Australian Centre for Education (ACE) seminggu tiga kali, di mana ada kelas yang mulainya pukul 6 pagi which is it’s early morning, though.
Kalau memang enggak mau membeli barang yang mereka jual, sebaiknya tolak dengan tegas atau sebaiknya menghindar saja. Soalnya, pernah juga ngelihat ada wisman yang membeli barang dagangan salah satu anak, lalu tiba-tiba wisman itu diserbu anak-anak lainnya yang meminta agar dagangan mereka juga dibeli. Petugas keamanan sampai-sampai harus turun tangan buat membubarkan anak-anak itu supaya enggak menganggu kenyamanan wisman.
Baca juga: 7 Aplikasi di Smartphone yang Bikin Traveling Makin Mudah dan Asyik
Ketika liburan ke Kamboja, enggak jarang pengemis yang banyak ditemui. Bahkan, di kantor imigrasi perbatasan Kamboja-Thailand, keamanan benar-benar diperketat supaya enggak ada yang pergi-pulang ke negara lain untuk mengemis.
Anyway, ternyata Angkor Wat ini memang beneran luas. Jadi, kalau butuh santai sejenak, enggak ada salahnya buat beristirahat sejenak di tepi kolam sambil mengabadikan bayangan Angkor Wat yang terpantul di air. Ini jadi spot favorit banyak wisatawan untuk berfoto.
https://www.instagram.com/p/BbRpdEQDWnb/?taken-by=sintiaastarina
Di sekitar kolam ini, ada banyak banget penjual yang menjajakan barang dagangan mereka, mulai dari makanan, minuman, baju, suvenir, dan sebagainya. Adapula yang duduk-duduk santai sambil memainkan alat musik gesek asal Kamboja yang (kalau enggak salah) namanya Tro Khmer. Tro Khmer ini mirip banget sama Saw Duang, alat musik asal Thailand.
Setelah puas mengelilingi bangunan utama Angkor Wat, kami diajak mampir Villy menuju Candi Bayon yang meski terlihat banyak reruntuhannya atau ada bagian tubuh patung yang hilang (katanya dicuri), tetep aja destinasi wisata ini artistik banget. Dannn… setelah melihat beberapa objek yang saya potret, baru ngeh kalau ada banyak wajah pada permukaan candi ini. Enggak heran kalau candi ini disebut sebagai Candi Seribu Wajah.
Kalau lihat foto-foto di bawah ini, kelihatan enggak wajah-wajah di candinya?
Selanjutnya, kami berjalan kaki ke Candi Ta Prohm yang dijadikan lokasi shooting Tomb Raider a.k.a Angelina Jolie. Di sini banyak banget pohon yang menjulang tinggi dengan akar-akar yang merambati arsitektur candi. Bahkan ada yang akarnya besar-besar dan panjang banget. Wisatawan yang ingin mengabadikan diri mereka dengan latar keren ini pun harus mengantre demi mendapat giliran berfoto.
Baca juga: Jangan Sampai Salah Memilih Penginapan, Ini 5 Tipsnya!
Kalau kalian pengin banget berkunjung ke Angkor Wat, jangan lupa pakai pakaian dan alas kaki yang nyaman, ya, soalnya bakalan banyak jalan ke sana kemari juga. Boleh juga pakai sunblock, kacamata, atau kenakan topi untuk melindungi diri dari panas karena matahari memang terik banget.
Ditambah lagi, puas mengelilingi kompleks Angkor Wat ini bisa memakan waktu 2,5-3 jam, lho. Tapi enggak kerasa sih, tiba-tiba udah siang aja. Biar enggak terlalu panas, disarankan datang dari pagi, ya.
Perjalanan singkat liburan ke Kamboja ternyata cukup mengesankan. Enggak nyangka bisa melihat secara langsung kemegahan candi terbesar di dunia itu.
Saya yakin, pasti masih banyak destinasi seru yang ada di negara ini. Sayangnya, sore harinya sudah harus kembali ke Thailand lagi, tapi kali ini langsung ke Pattaya. Di sana, ada banyak hal yang enggak kalah seru dan saya udah enggak sabar untuk bagi-bagi cerita ke kamu. Sooo… nantikan cerita selanjutnya di post berikutnya, ya!
Ah, semoga bisa liburan ke Kamboja lagi lain waktu. Masih banyak banget tempat-tempat keren dan makanan enak yang belum dicicipi. Omong-omong, ada yang mau nge-trip bareng?
Setidaknya sekali seumur idup ke Angkor Wat, aduuuuuh aku malah pengen balik lagi. Hal yang sama yang aku rasakan saat naik bus dari Phnom Penh ke Siem Reap, lempeeeeeeng bange jalanan, sepi nggak ada yang menarik. Ternyata Siem Reap kereeeeeeeeeeennn!!!
Iyesss begitu sampai di Siem Reap ya ampun malah kepincut sama cantiknya kota ini. Lampu-lampu kuning nan temaran di pinggir jalan bikin kota ini Siem Reap kelihatan kece banget pas malam hari. Hotel-hotel di sepanjang jalan juga terlihat makin mewah. 😀