Jadi Anak Kos Sehari di M Pavilion Lippo Karawaci – Setelah seminggu sebelumnya staycation sendirian di Qubika Hotel Gading Serpong demi mencari ketenangan dalam menyelesaikan berbagai kerjaan yang oh-so-overwhelming, kali ini saya memutuskan untuk menginap di M Pavilion Karawaci.
Lokasinya berada di Taman Permata Milenium, Lippo Village, masih satu kawasan dengan Gereja Santa Helena. Di kompleks perumahan ini, memang banyak banget kos-kosan yang desainnya tuh cakep-cakep banget.
Apalagi, staycation impulsif kali ini bukan cuma didukung harga murah dari flash sale Traveloka, melainkan karena saya yang masih butuh waktu untuk sendirian alias me-time. Cari suasana baru supaya enggak mumet ternyata emang perlu banget, deh. Pas dikasih kesempatan kayak gini, beneran enggak mau sia-siain.
Jadi Anak Kos Sehari di M Pavilion Lippo Karawaci
Check-in
Pada aplikasi, jadwal check-in tertulis pukul 14.00, tetapi saya baru bisa sampai di M Pavilion sekitar pukul 16.00. M Pavilion ini sebenarnya semacam indekos yang juga disulap jadi hostel. Ada kamar-kamar yang memang diperuntukkan bagi anak-anak kos (baik itu mahasiswa/pekerja kantoran), tapi ada juga diperuntukkan bagi tamu luar yang hendak menginap.
Sore itu, suasana di depan M Pavilion tampak sepi. Tipikal rumah-rumah di kompleks ini, memang enggak diberi pagar, alias langsung ke jalan. Di depan hostel, enggak ada satpam sama sekali yang berjaga. Sempat kebingungan mencari di mana pintu masuk, saya memberanikan diri untuk mendorong pintu cokelat besar yang ternyata memang merupakan pintu utama menuju ke dalam.
Baca juga: Staycation 3 Jam di Ara Hotel Gading Serpong
Di sisi kanan pintu terdapat semacam rak kayu yang entah berfungsi sebagai loker atau kotak surat. Sebelum masuk ke bagian resepsionis, terdapat pintu pembatas yang hanya bisa dibuka dengan kunci sensor. Karena saya belum memiliki aksesnya, tamu yang baru pertama kali datang harus membunyikan bel terlebih dulu untuk dibukakan pintu.
Setelah beberapa kali menekan bel lantaran enggak ada petugas yang berjaga, akhirnya pintu dibuka juga. Saya langsung menuju meja resepsionis dan bilang kalau saya mau check-in.
Surprisingly, nama saya enggak terdaftar di sistem mereka, padahal saya sudah book via aplikasi. Jujur, aneh juga. Saya mengambil ponsel dan meletakkannya di atas meja dalam posisi layar menunjukkan tangkapan layar bukti booking. Belum saya berikan, eh petugas di sana malah enggak sopan main langsung ambil ponsel saya aja. Duh! 🙄
Singkatnya, akhirnya nama saya diinput secara manual. Untuk melengkapi proses check-in, saya dimintai KTP dan uang deposit sebesar Rp100.000 yang akan dikembalikan saat check-out.
Kemudian, saya minta untuk diantar ke kamar karena masih asing banget dengan M Pavilion Lippo Karawaci ini. Trust me, jalannya banyak belokan dan takut kesasar. Hihihi.
First impression
Yang bikin saya memilih untuk menginap di M Pavilion Lippo Karawaci ini adalah karena ada kolam renangnya. Meski enggak bisa berenang, baru ngelihat aja rasanya udah seger banget! Bikin adem mata!
Plus, desain interiornya bagus banget. Jadi, kolam renang berada di tengah-tengah dan dikelilingi oleh kamar. Saya juga suka unsur kayu yang jadi ciri khas hostel ini. Jadi tampak lebih modern.
Baca juga: Habis Nonton Java Jazz Festival, Nginepnya di Stay Inn Hostel Jakarta Pusat
Kemudian, pertama kali masuk kamar, saya seperti dibawa ke dunia baru. Kamarnya terlihat super minimalis to be honest, tetapi untuk ukuran hostel atau kamar anak kos, ini lumayan banget, lho. Apalagi dapat kamar sendiri plus ada balkon yang menghadap ke kolam renang. 😍
Pas menginap di sini feel-nya beda banget jika dibandingkan dengan menginap di hostel/hotel biasa. Ini tuh rasanya beneran kayak jadi anak kos. Such a new experience for me!
Kamar
M Pavilion Karawaci memiliki 3 jenis kamar, yakni Single Bed, Double Bed, dan Small Double. Kamar yang saya pesan ialah Single Bed untuk satu orang. Di aplikasi, tertulis rate aslinya sekitar Rp300 ribu, tapi didiskon jadi sekitar Rp225 ribu. Waktu flash sale, saya dapat harga sekitar Rp175 ribu per malam. Semua kamar yang dipesan enggak termasuk paket breakfast karena memang enggak ada dari sananya.
Untuk kamar yang saya pesan, luasnya cukup banget untuk anak kos. Di dalamnya, terdapat lemari dua pintu untuk menaruh segala barang bawaan termasuk pakaian, ada tempat tidur yang lumayan lebar, serta meja kerja dan stop kontak.
Kamarnya cukup bersih, tempat tidurnya nyaman, tapi satu bantal yang disediakan kempes banget. Sebagai penggemar bantal yang agak tinggi biar leher enggak sakit, pasti bakalan lebih happy kalau dapet bantal yang yang lebih tebal atau tinggi.
Lalu, saya suka ada lukisan pada dinding yang bikin kamar hostel ini enggak terlalu sepi. Plus, di atas meja kerja juga ada rak dinding mini yang mungkin bisa digunakan untuk menaruh foto atau benda ringan lainnya.
Jika butuh untuk mengisi ulang daya baterai berbagai gadget, sangat disarankan untuk membawa colokan tiga supaya bisa charging bersamaan.
Omong-omong, pintu kamar di M Pavilion Lippo Karawaci ini pakai sistem kunci manual, ya, bukan yang pakai sensor/kartu digital. Pintunya pun enggak kedap suara. Untuk saya yang telinganya cukup sensitif dengan bunyi-bunyian, beberapa kali kaget dengan suara dari luar pintu. Biasa, parnoan.
Baca juga: Parno Tidur Sendirian di Hotel California Bandung
Bagaimana dengan pendingin ruangan? Oke banget, enggak ada masalah. Penerangan? Cukup, kok. Saat malam hari, saya lebih memilih menutup gorden sampai full supaya aktivitas di dalam kamar enggak kelihatan. Saat pagi/siang hari, gorden saya buka sedikit agar cahaya matahari bisa masuk tanpa perlu menyalakan lampu.
Saat malam dan masih bekerja, saya bisa mendengar bunyi tokek di sana. Somehow rasanya kayak deket banget sama alam. Lalu, sekitar pukul 20.30, terdengar juga beberapa tamu (atau mungkin anak kos di sini) yang berenang di bawah. Terdengar mereka berbincang, cekikikan, atau suara cebur seseorang masuk ke dalam air. Byuuurr~
Nah, karena M Pavilion Lippo Karawaci ini lumayan sepi, suara dari mana-mana jadi gampang kedengeran. Enggak apa-apa deh, agak berisik. Justruhal itu bikin saya lebih tenang sedikit karena tahu saya enggak menginap sendirian di sana. Kalau iya, kan, ngeri juga. Hiiiii~ 😱
Omong-omong, gimana pengalaman tidur di sini? Karena saya hanya menginap 1 malam dan biasanya pada malam pertama saya belum terlalu merasa kerasan, seperti biasa pasti sempat kebangun tengah malam. Namun untungnya tetap bisa dapat tidur selama beberapa jam.
Biasanya saya juga selalu menyalakan TV dengan volume sekecil-kecilnya supaya enggak sepi-sepi amat. Sama halnya ketika saya menginap sendirian di Yellow Star Gejayan Hotel Jogja ini.
Kamar mandi
Untuk ukuran hostel, kamar mandi di sini wow banget, sih. Air panas tersedia, begitu juga dengan sabun dan shampo sehingga enggak perlu khawatir kalau kelupaan bawa. Lalu, untuk setiap tamu yang menginap juga akan dipinjami handuk.
Hanya saja, hostel ini enggak menyediakan sikat dan pasta gigi. Lalu, pencahayaan untuk kamar mandi juga kurang terang dan seingat saya, lampu di atas shower enggak menyala. Hanya lampu di atas wastafel atau dekat kaca aja yang menyala. Creepy? Beraniin diri aja, deh.
Fasilitas lain
M Pavilion Lippo Karawaci ternyata juga menyediakan arena gym, lho! Meski alatnya enggak terlalu banyak, tapi oke banget nih, untuk anak kos atau tamu yang kepengin workout.
Lalu, di setiap lantai juga ada dapur yang bisa digunakan bersama-sama. Dapurnya bersih dan terawat banget. Kalau mau masak, pinjam peralatan makan, simpan makanan di kulkas, dan sebagainya, bisa langsung menuju dapur di tiap-tiap lantai. Dan oh, ada microwave juga!
Baca juga: Pengalaman Menginap di Genio Hotel Manado Selama 4 Hari 3 Malam
Enggak lupa ada kolam renang yang bikin M Pavilion Lippo Karawaci ini tampak lebih cantik alias less scary. Di lantai yang sama, terdapat beberapa kamar yang sepertinya berukuran lebih besar dan mungkin bisa ditempati oleh keluarga.
Di salah satu sisi kolam terdapat meja besar serta kursi untuk nongkrong santai. Di lantai tersebut juga ada semacam minimart yang menjual jajanan, seperti mi instan, makanan ringan, air mineral, dan lainnya. Asli enak deh, kalau mau jajan enggak perlu ke luar hostel dulu, tinggal mampir aja ke lantai satu dekat resepsionis.
Bagaimana dengan WiFi di sini? Untuk koneksi internet lancar-lancar aja dan enggak ada hambatan. Really helpful to get all the things done!
Kesimpulan
Ternyata, enggak cukup sehari doang jadi anak kos! Belum ada apa-apanya. Hihihi. Pengin deh tinggal lebih lama di sini biar lebih kerasan, biar lebih paham, “Oh gini, tuh, suka dukanya jadi anak kos.”
Terlepas dari beberapa kekurangan yang dimiliki, hostel ini cukup recommended untuk ditinggali, terutama untuk yang lagi pengin cari suasana baru, bosen tinggal terus-terusan di rumah selama periode WFH, pengin staycation, atau yang lagi butuh me-time.
Apalagi, lokasinya cukup strategis dan kalau mau ke mana-mana, transportasinya gampang, kok. Selain bisa pesan ojeg online, di daerah Lippo Karawaci juga banyak angkutan umum. Tinggal jalan sedikit aja ke jalan raya dan angkutan umum biasanya lalu lalang. Kalau bosen di hostel terus, bisa main ke:
- Supermal Karawaci (kalau kepengin nge-mall atau cari makan),
- Maxx Box (kalau pengin cari buku di Books & Beyond atau kerja di Maxx Coffee),
- Benton Junction (kapan pengin cari makan outdoor),
- Summarecon Mall Serpong (kalau pengin merambah ke Serpong), atau
- search aja berbagai coffee shop terdekat.
Kapan-kapan pengin cobain properti M Pavilion lainnya, ah. Denger-denger ada yang di BSD juga. Semoga ada kesempatan untuk bisa menginap di sana dan bisa dapet pengalaman menginap yang lebih menyenangkan! 😀
0 Comments