Menitipkan Doa di Gua Maria Kerep Ambarawa, Semarang – Sebagai umat Katolik, saya punya misi khusus, yakni mengunjungi gereja atau tempat wisata religi di Indonesia. Hal tersebut saya mulai dengan menjadi “musafir” dan mengembara.
Saya senang mengikuti misa (atau seenggaknya singgah sebentar) di berbagai gereja, dimulai dari kawasan Tangerang dan Jakarta. Jadi, bukan cuma gereja Paroki saya saja.
Kemudian, jika sedang berada di luar kota, saya pun menyempatkan diri untuk mampir sejenak ke gereja atau tempat wisata religi di sana. Kalaupun enggak sempat mampir, wajib hukumnya untuk tahu ada gereja apa saja di kota tersebut.
Kali ini, perjalanan saya di Semarang membawa saya hingga Gua Maria Kerep Ambarawa. Bahagianya saya bisa singgah sejenak dan menitipkan doa di sini.
Sekilas tentang Gua Maria Kerep Ambarawa
Perjalanan dari Semarang menuju Ambarawa berjarak sekitar 40 km dan dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih satu jam. Kala itu, saya dan teman seperjalanan saya, Keke, menggunakan jasa rental mobil karena memang ingin sekalian mengeksplorasi tempat-tempat di sana.
Sekitar pukul 11.30, kami sampai di Gua Maria Kerep Ambarawa. Selain digunakan sebagai tempat berdoa, tempat ini juga sering dijadikan tempat ziarah atau menenangkan diri.
Baca juga: Di Gua Maria Pelindung Segala Bangsa Belinyu yang Sunyi dan Teduh
Awal mula berdirinya Gua Maria Kerep ini adalah ketika seorang warga negara Belanda menyumbangkan tanahnya kepada Kongregasi Bruder Para Rasul atau Bruder Apostolik yang mana didirikan oleh Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ. Akan tetapi, kala kongregasi tersebut dibubarkan, tanah tersebut dijadikan kawasan ziarah.
Gua Maria Kerep yang didirikan pada 1954 rupanya melibatkan banyak siswa Sekolah Guru Kolese Santo Yusuf dan Sekolah Guru Putri Santa Maria Ambarawa, pada masa awal pembangunannya. Bersama dengan anak-anak asrama Bruderan dan Susteran, mereka membantu membawa batu kali yang berasal dari Sungai Panjang ke atas gua.
Kemudian, pada 15 Agustus 1954, Uskup Agung Semarang meresmikan dan memberkati tempat ziarah ini dengan air suci dari Lourdes.
Oh ya, di Gua Maria Kerep Ambarawa ini, para pengunjung juga bisa melakukan jalan salib. Pada bagian Yesus wafat di kayu salib, disediakan banyak tempat duduk untuk peziarah yang ingin berdoa.
Di area tersebut pula terdapat patung Yesus lainnya yang menurut saya sangat indah dan bermakna dalam. Bukan cuma karena ukirannya, yang terdapat Allah Bapa, Roh Kudus, Bunda Maria, Malaikat, serta piala, roti, dan anggur. Coba lihat apa yang ada di belakangnya, deh.
Iya, ada masjid. Indah banget, ya? Senangnya bisa menyaksikan keberagaman ini di depan mata. Oh ya, mungkin kamu bertanya-tanya. Itu adalah Masjid Mujahidin Ambarawa yang terletak di Jalan Dr. Cipto, ya.
Menyusuri Diorama Kisah Yesus di Taman Doa
Ada hal menarik lainnya yang bisa dilakukan pengunjung di Gua Maria Kerep Ambarawa ini. dan pastinya bukan hanya sekadar berdoa atau berziarah saja.
Saya menyempatkan diri untuk berkeliling di taman yang menyediakan berbagai diorama kisah Yesus. Senang, rasanya bisa menyaksikan langsung bagaimana peristiwa yang tertulis dalam Perjanjian Baru.
Misalnya, ada cerita soal Kebangkitan Yesus. Diorama di sini menceritakan bahwa prajurit Romawi yang menjaga makam Yesus, merasakan gempa bumi hebat. Wajah mereka begitu ketakutan tatkala melihat malaikat Tuhan turun dari langit.
Di sana, ada diorama makam sungguhan di mana para peziarah bisa masuk ke dalamnya dan berdoa. Di dalam, disediakan tempat untuk menaruh lilin yang bisa dinyalakan sebelum berdoa.
Diorama berikutnya bercerita soal Yesus yang menjala ikan di Danau Genesaret bersama Simon Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes, yang kemudian menjadi murid-murid pertama-Nya.
Sebelum Yesus menghampiri, mereka telah bekerja keras menjala ikan semalaman, tetapi hasil yang didapat nihil. Begitu Yesus memerintahkan mereka untuk kembali menebar jala, tangkapan ikan mereka menjadi begitu banyak.
Simon Petrus merasa takjub dengan apa yang telah diperbuat Yesus, lalu berkata, ”Aku tidak layak ada di dekatmu, Tuan, karena aku orang berdosa”.
Yesus menjawab, ”Jangan takut lagi. Mulai sekarang kamu akan jadi penjala manusia.”—Lukas 5:8, 10.
Selanjutnya, ada diorama soal mujizat Yesus yang pertama, yakni di mana Ia mengubah air menjadi anggur dalam sebuah perkawinan di Kana. Rupanya, peristiwa ini enggak ada di Injil lain di Alkitab, selain Yohanes. Namun, mujizat ini penting, sebab merupakan salah satu dari tujuh tanda bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.
Gerimis di kawasan Amabrawa semakin lama semakin deras. Saya berjalan sedikit terburu-buru, sembari berusaha semaksimal mungkin melindungi kamera saya dari tetesan air.
Enggak jauh dari diorama sebelumnya, saya menemukan patung-patung ini. Patung ini berkisah soal Yesus yang mengubah 5 roti dan 2 ikan, dan ia memberi makan 5.000 orang.
Diorama selanjutnya yang saya datangi ialah diorama Yesus yang dibaptis oleh Yohanes di Sungai Yordan. Salut banget, benar-benar ada sungainya! Enggak ketinggalan, Roh Kudus yang turun dalam bentuk merpati juga turut dihadirkan pada diorama ini.
Nyatanya, Taman Doa ini memberikan pengalaman tersendiri bagi saya. Mungkin, diorama-diorama ini hanya membeberkan beberapa kisah dalam perjalanan hidup Yesus. Namun, semuanya sangat penting dan memiliki makna dalam, khususnya saya sebagai seorang Katolik.
Patung Bunda Maria Assumpta, Tertinggi di Asia Tenggara
Daya tarik lain yang membuat saya ingin mengunjungi Gua Maria Kerep Ambarawa ialah Patung Bunda Maria Assumpta ini. Patung ini dikerjakan selama kurang lebih 3 tahun, yakni pada 15 Agustus 2014 – 27 April 2017.
Patung ini memiliki tinggi 23 meter dengan penopang 19 meter. Jika ditotal, tingginya sekitar 42 meter. Katanya, patung Bunda Maria Assumpta ini diklaim sebagai yang tertinggi di Asia Tenggara, lho.
Patung ini pun merupakan buah karya tiga seniman, yakni RA Nugroho Adi P, RA Hartanto Agung, dan RBA Koencoro BP. Karya yang luar biasa!
Baca juga: Serunya Snorkeling di Lagoon Cabe, Gunung Krakatau
Selesai berkeliling, saya juga mampir ke toko-toko suvenir di sana. Saya membawa pulang salib dan rosario yang bisa menyala dalam gelap.
Secara keseluruhan, perjalanan di Gua Maria Kerep Ambarawa sungguh mengesankan. Ah, andai waktu itu enggak hujan. Saya akan meluangkan waktu lebih lama lagi untuk berdoa dan mengucap syukur di sini.
Wisata religi seperti ini rasanya selalu berhasil menenangkan hati. Semoga lain kali bisa mampir ke sini lagi.
Selamat menyelami batin di Gua Maria Kerep Ambarawa
Alamat: Jalan Tentara Pelajar, RW. 9, Kerep, Panjang, Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah – 50614
Telepon: (0298) 592085
Kalau boleh tanya, apakah Yesus dulu pernah datang atau tinggal di Gua ini?
Halo Kak Budi, untuk hal tersebut saya enggak bisa menjawab. Sebab yang ada di Gua Maria Kerep ini adalah diorama atau patung saja, yang bisa dijadikan sarana berdoa atau sarana edukasi bagi umat Kristiani. 🙂