Pengalaman Menginap di Genio Hotel Manado Selama 4 Hari 3 Malam – Tanggal 7-10 Agustus yang lalu menjadi hari-hari yang menyenangkan, sekaligus cukup melelahkan untuk saya. Menyenangkan karena akhirnya saya bisa menginjakkan kaki di Pulau Sulawesi dan menyambangi Manado.
Melelahkannya adalah kunjungan saya ke kota ini sebenarnya bukan untuk liburan, melainkan business trip yang mana jadwalnya lumayan padat.
Itulah kenapa memilih hotel yang nyaman dan dekat dari mana-mana menjadi salah satu pertimbangan saya dan rekan-rekan business trip ketika berada di Manado. Pilihan kami pun jatuh pada Genio Hotel. Jadi waktu itu, hotel yang kami cari lewat online travel agent sudah penuh di mana-mana.
Usut punya usut, di Manado sedang banyak acara. Makanya enggak heran kalau harga tiket pesawat Jakarta-Manado naik dan hotel-hotel sudah full booked. Untungnya, masih ada 2 rooms untuk kami tempati.
Kami sampai di Manado saat matahari sudah meninggi. Perjalanan dari bandara menuju Genio Hotel ternyata memberikan pengalaman yang berbeda untuk saya.
Biasanya, ketika baru sampai di tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya, saya merasa begitu asing. Namun, tidak demikian dengan Manado. Rasanya tempat ini begitu familiar, seperti mengingatkan saya pada sudut-sudut kota di Indonesia yang pernah disinggahi.
Baca juga: Pengalaman Menginap di Hard Rock Hotel Singapura yang Bernuansa Rock ‘n Roll
Yang menyenangkan, di Manado saya bisa melihat pemandangan laut serta Gunung Manado Tua dari pinggir jalan. Di kiri dan kanan, gereja kristen bertebaran di mana-mana. Saat saya melewati China Town-nya Manado, rasanya mirip sekali seperti jalanan yang ada di Bangka. Sangat familiar!
Sampai-sampai saya nggak sadar bahwa taksi yang saya dan teman-teman tumpangi sudah berada tepat di depan Genio Hotel Manado. Saatnya melepas lelah dan beristirahat sejenak.
Pengalaman Menginap di Genio Hotel Manado Selama 4 Hari 3 Malam
Perjalanan dari Bandara Internasional Sam Ratulangi menuju Genio Hotel Manado memakan waktu sekitar 30-an menit. Dari luar, hotel ini tampak mungil dan nggak terlalu besar.
Ternyata, hotel ini memanjang ke belakang. Untuk menuju lobby hotel, saya harus menaikki beberapa anak tangga yang mana saya rasa agak menyulitkan tamu yang membawa barang-barang berat. Untungnya ada petugas hotel yang sigap membantu.
Kami bisa menemukan meja resepsionis hotel pada sebelah kanan, sementara pada sebelah kiri merupakan ruangan untuk duduk-duduk santai.
Setelah check in, kami membawa barang-barang bawaan kami naik ke kamar. Begitu masuk, kami langsung meletakkan key card ke mesinnya guna menyalakan listrik di kamar. Hal pertama yang saya lakukan setelah meletakkan koper dan bawaan lainnya tentu saja… room tour!
Kamar ini memiliki lemari terbuka lengkap dengan beberapa gantungan baju, lalu ada juga slippers untuk dikenakan tamu. Pihak hotel menyediakan brankas atau safety box untuk menyimpan barang-barang berharga yang sekiranya ingin ditinggalkan di hotel.
Lalu, kamar ini juga dilengkapi TV, air mineral, cangkir untuk menyeduh teh atau kopi, serta ketel listrik. Eitss… tapi ternyata ketel listriknya belum dibersihkan.
Teman saya langsung men-dial room service dan minta diganti dengan ketel listrik yang bersih. Kami juga minta sikat gigi dan odol karena kami nggak melihatnya di kamar mandi.
Namun ternyata, sikat gigi dan odol tersebut diletakkan di depan brankas yang mana enggak kami perhatikan sebelumnya. Saya jadi bertanya-tanya, kenapa nggak langsung diletakkan di kamar mandi saja, ya. Hehehe.
Kasur yang empuk dan selimut yang hangat
Karena kamar yang saya tempati bertipe Superior Twin Room, kamar ini memiliki dua tempat tidur dengan masing-masing satu bantal dan selimut.
Kasurnya cukup empuk dan nyaman, lalu selimut yang disediakan lumayan menghangatkan di kala suhu dingin di kamar semakin malam, semakin pagi, semakin menusuk tulang.
Tapiiii… nggak tahu kenapa saya nggak bisa tidur nyenyak selama menginap di Genio Hotel Manado selama 4 hari 3 malam ini. Padahal setiap hari rasanya kelelahan.
Baca juga: 5 Tips Memilih Penginapan Buat yang Pengin Solo Traveling
Mungkin alasan-alasan ini cukup masuk akal. Pertama, sepertinya gara-gara saya terlalu bersemangat berada di Manado sampai-sampai enggak bisa tidur. Kedua, tidur saya enggak tenang karena harus bangun lebih awal setiap harinya, mengingat rangkaian acara dalam business trip ini dimulai pukul 08.00 WITA, which means pukul 07.00 WIB.
Ketiga, di hari terakhir saya sering banget kebangun-kebangun. Makin enggak nyenyak deh tidur saya. Entah kebangun gara-gara suara telepon, morning call dari pihak hotel, hingga suara alarm di mana-mana. Maklum, flight kami ke Jakarta pukul 07.35 WITA. Enggak lucu banget dong, kalau kami terlambat dan ketinggalan pesawat.
Eh iya, omong-omong, saya memilih kasur sebelah kanan karena tepat di sampingnya ada stop kontak. Ini memudahkan saya jika ingin mengisi ulang daya baterai peralatan elektronik seperti ponsel, kamera, dan laptop.
Sayang deh, harusnya di meja sebelah kasur yang kiri juga ada stop kontak supaya teman satu kamar saya juga bisa men-charge peralatan elektroniknya dengan lebih mudah dan efisien, tanpa harus berpindah tempat.
Free toiletries yang cukup standar
Kemudian, lanjut ke kamar mandi. Pihak hotel menyediakan free toiletries yang cukup standard, misalnya dua handuk, satu kain untuk lap kaki, sabun muka, sikat gigi dan odol, kemudian sabun mandi yang juga bisa digunakan untuk shampoo.
Namun sayang, saya enggak menemukan hair dryer di kamar mandi. Harus pinjam dulu ke pihak hotel yang mana lagi-lagi kami harus menelepon bagian room service untuk mendapatkan hair dryer.
Baca juga: First World Hotel Genting Highlands, Hotel Terbesar di Dunia Ada di Malaysia
Kalau boleh berkata jujur, pelayanan di Genio Hotel Manado ternyata nggak secepat dan setanggap yang kami kira. Sepertinya kami harus menunggu sekitar 30 menitan sampai akhirnya hair dryer tersebut sampai di kamar kami.
Kami pun harus mendepositkan sejumlah dana untuk peminjaman barang milik hotel, tetapi karena teman saya saat itu sedang enggak pegang cash, petugas hotel memperbolehkan kami untuk menggunakannya terlebih dulu.
Nah, salah satu fasilitas yang saya suka di sini tentu saja adanya air hangat. Rasanya nyaman sekali mandi air hangat di kala badan pegal-pegal sehabis bekerja.
Air yang mengalir dari lubang shower menusuk-nusuk punggung dan bagian tubuh lain dengan kehangatannya. Inilah yang bikin tubuh lebih rileks. Rasanya rela mandi berlama-lama di bawah pancuran shower. Hehehe. 😀
Santap pagi mengenyangkan di Genio Resto
Oke, selain kamar tempat menginap, saya juga ingin mengulas soal makanan yang disuguhkan Genio Hotel ini.
Untuk breakfast, kami menuju lantai dasar dan mengisi perut di Genio Resto. Resto ini dibuka untuk breakfast pada pukul 07.00-10.00 WITA. Namun, kalau mau makan di sini di luar breakfast, resto buka pukul 10.00-21.00 WITA.
Untuk sarapan, hotel ini menyediakan roti yang bisa dipanggang sendiri, lalu teh dan kopi. Untuk makanan berat di hari pertama, kami mencicipi mie goreng sebagai menu utamanya. Saya menambahkan lada untuk menambah cita rasanya supaya lebih menonjol.
Kemudian di hari kedua, makanan yang disuguhkan lebih menggugah selera dan lebih terasa Manado-nya.
Saya mencicipi beragam menu, seperti ikan, ayam, serta daging yang entah apa namanya. Andai pihak resto memberikan keterangan nama pada masing-masing menu supaya tamu bisa tahu makanan apa yang diicipnya.
Tempat wisata atau restoran dekat Genio Hotel Manado
Genio Hotel ini terletak di Jalan Kolonel Sugiono No. 21 dan letaknya cukup strategis, sebab dekat ke mana-mana. Selama 4 hari 3 malam di Manado, kami selalu menggunakan jasa transportasi online (mobil) dan rata-rata tarifnya hanya Rp12 ribu sekali jalan.
Nah, inilah dia beberapa tempat atau restoran yang bisa kamu kunjungi bila sedang berada di Manado.
- Tugu Zero Point, titik nolnya kota Manado.
- Jembatan Soekarno, dihiasi lampu berwarna-warni yang menyala gelap kala malam hari.
- Taman Kesatuan Bangsa (TKB), tempat nongkrong masyarakat Manado. Mirip Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta.
- Museum Perjuangan Rakyat Sulut, cocok untuk kamu yang suka berkunjung ke museum dan menikmati sejarah.
- Ban Hin Kiong Temple, dekat sekali dengan Genio Hotel. Bisa jalan kaki. Sayang saya belum sempat mampir ke sana.
- Manado Town Square, biasa disingkat Mantos. Saya sempat mampir ke sini karena BM banget pengin jajan milk tea. Hehehe. Oh ya, mall ini berada di sebelah Four Points Hotel by Sheraton Manado.
- Pirates Cafe & Resto, restoran dengan view laut, tempat orang-orang berpelesir menuju Bunaken. Dari sini, Jembatan Soekarno terlihat dengan jelas.
- Tuna House, berada di kawasan Megamas, terletak di seberang Whiz Prime Hotel. Makanannya enak-enak!
Sebagai penutup, pengalaman menginap di Genio Hotel Manado selama 4 hari 3 malam cukup menyenangkan. Bagi saya, kasur yang empuk, kamar yang adem, serta adanya air hangat sudah cukup.
Oh, yang pasti ada Wi-Fi juga, biar makin betah di kamar berlama-lama. Saran saja, semoga pelayanan dan fasilitas di Genio Hotel ini lebih ditingkatkan.
Baca juga: Coco Resort Penida: Tempatku ‘Berteduh’ Selama Menjelajahi Nusa Penida
Tamu sudah membayar mahal untuk menginap dan menikmati berbagai fasilitas di hotel ini, jadi jangan sampai pelayanan yang diberikan malah membuat pengalaman selama di Manado jadi nggak istimewa.
Anyway, kalau next time main ke Manado lagi, Genio Hotel ini sudah siap berada dalam daftar pilihan tempat untuk saya menginap.
Sudah lama gak main-main ke manado. Referensi hotelnya boleh juga nih. Minimalis tapi tetap nyaman ya
Betul mba. Silakan berkunjung dan rasakan sendiri kenyamanannya saat menginap di Genio Hotel ini. Jangan lupa explore banyak tempat di Manado juga. 😀