[BOOK REVIEW] Gadis Daun Jeruk Karya Rinda Maria Gempita – Beberapa waktu lalu, sebuah paket buku tiba di rumah. Tahu dong gimana rasanya dapet bookmail? Hehehe. Ternyata dari Penerbit POP, imprint dari Kepustakaan Populer Gramedia.
Salah satu buku yang mereka kirimkan ialah Gadis Daun Jeruk. Nah, kalau kamu akrab dengan penerbit ini, memang banyak banget experimental book yang sudah mereka terbitkan. Salah satunya adalah Stories of Rainy Days karya Naela Ali.
Kali ini, saya cukup penasaran dengan Gadis Daun Jeruk. Begini perjumpaan saya dengannya.
Pertemuan dengan Gadis Daun Jeruk, Novel Grafis Menggemaskan
Judul: Gadis Daun Jeruk / The Orange Leaf Girl
Penulis: Rinda Maria Gempita
Ilustrasi: Wickana L. Dewi
Editor: Katrine Gabby Kusuma
Penerbit: POP (Kepustakaan Populer Gramedia)
Terbit: 7 Mei 2018
ISBN: 9786024248116
Harga: Rp75.000
Pernahkah kalian mendengar cerita para orangtua tentang biji buah yang kalau tidak sengaja tertelan akan tumbuh di dalam tubuh kita? Rasa penasaran membuat seorang gadis ingin membuktikan kebenaran cerita itu. Dengan giat, ia berusaha agar pohon impiannya tumbuh dan jangan sampai terkubur!
I can’t lie. I always judge a book by its cover. Melihat sampul novel grafis Gadis Daun Jeruk ini langsung bikin saya penasaran. Apalagi, warna oranye yang begitu mencolok di antara dasar warna hitam bikin sampulnya eye-catchy banget.Melihat judulnya pula, Gadis Daun Jeruk, membuat saya bertanya-tanya, siapa sih Gadis Daun Jeruk itu? Kenapa daun jeruk, ya? Cerita apa yang ingin disampaikan si tokoh utama?
Pagi itu, di perjalanan menuju kantor, saya membawa si Gadis Daun Jeruk turut serta untuk saya baca kala terjebak kemacetan.
Begitu membuka halaman pertama, jujur saya surprised banget. Kenapa? Soalnya terselip di buku ini tokoh si pengingat mimpi (sebutan saya untuknya), lengkap dari rambut sampai kaki dalam bentuk bookmark yang lucu banget!
Nah, pada sampul buku ini kan enggak dikasih tahu gimana wajah tokoh, tapi begitu melihat bookmark-nya, it feels like “Cilukba”. LOL.
Bicara soal isi buku, saya suka cerita yang dibawa penulis. Mengisahkan bagaimana seseorang bisa memiliki begitu banyak mimpi di masa kecil. Namun, terkadang mimpi itu terbuang sia-sia, bahkan terlupakan ketika kita beranjak dewasa.
Selesai membaca buku ini dalam puluhan menit, lantas membuat saya mengingat-ingat akan mimpi apa saja yang pernah saya miliki dan sudah saya wujudkan sekarang.Misalnya, dulu waktu SD ketika ditanya, “Cita-citamu apa?”, kemudian saya selalu menjawab, “Jadi dokter”. Pikir saya kala itu, jadi dokter kan keren, bisa menolong banyak orang. Teman-teman di kelas juga kebanyakan ingin jadi dokter. Entah benar memang ingin memggeluti profesi itu atau tidak.
Baca juga: Pengalaman Mengirim Buku Gratis Lewat Kantor Pos Setiap Tanggal 17
Namun seiring berjalannya waktu, saya sadar saya cuma ikut-ikutan temen aja. Saya sama sekali enggak ada niat untuk jadi dokter. Saya malah terpikat pada dunia buku. Saya jatuh cinta dengan membaca, begitu pula menulis.
Saya bermimpi suatu hari nanti karya yang saya ciptakan bisa dijual di toko buku dan bisa dibaca banyak orang. Puji Tuhan, mimpi itu terwujud pelan-pelan.
Namun, ketika saya berusaha untuk konsisten dalam menulis buku, saya mulai disibukkan dengan hal-hal lain yang bikin saya enggak fokus mengejar cita-cita sebagai penulis. Saya menyadari, saya udah enggak perhatian lagi sama mimpi yang satu itu.
Hingga suatu hari, ada yang mengingatkan saya, kembali memotivasi saya untuk kembali mengejar mimpi itu. Dan ya, di sinilah sekarang, kembali berusaha menyematkan gelar “penulis” lagi untuk diri sendiri.
Ya… kurang lebih, begitulah gambaran yang saya tangkap dalam Gadis Daun Jeruk ini. Dan kalau boleh jujur, saya selalu menyukai novel grafis, terutama karena saya adalah pembaca yang lambat.
Jumlah tulisan yang sedikit, dilengkapi dengan gambar super besar yang memenuhi double-page spread rasanya bikin saya jadi seorang fast reader. Apalagi ketika membaca buku ini.
Memang, buku berjumlah 80 halaman ini sebenarnya menyajikan cerita yang begitu singkat. Meski demikian, isinya cukup mudah dimengerti dan pesannya pun tersampaikan dengan baik. Namun buat saya pribadi, sepertinya bakalan lebih mengena jika mengenakan sudut pandang orang pertama, deh.
Dengan begitu, pembaca bisa turut merasakan pergulatan batin Gadis Daun Jeruk, si pengingat mimpi. Saya juga berharap, penyampaian cerita dilakukan layaknya disampaikan seorang anak kecil hingga dirinya menjadi dewasa. Pasti akan terasa lebih personal.
Di luar cerita, ilustrasinya gemesin banget. Kelihatan banget gimana perubahan fisik Gadis Daun Jeruk dari pas masih kecil sampai udah dewasa. Dari warna juga konsisten banget. Kemudian, ketika ilustrasi dikolaborasikan dengan tulisan, imajinasi pembaca semakin kaya.
Baca juga: 5 Rekomendasi Toko Buku Favorit Buat Beli Buku Online
Sebagai informasi, ini merupakan buku bilingual yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Jadi, pada bagian depan dimulai dengan bahasa Indonesia. Jika sudah selesai, bacalah versi bahasa Inggrisnya, dimulai dari halaman belakang. Eh omong-omong, di versi bahasa Inggrisnya, sayang banget, ada typo di halaman 17.
Secara keseluruhan, novel grafis ini cocok banget buat dibaca kala senggang, terutama buat pembaca yang lagi pengin menikmati buku-buku ringan. Saya rasa, buku ini juga bisa dibaca oleh anak-anak, jadi bukan hanya orang dewasa aja. Apalagi, tokohnya identik dengan si pengingat mimpi.
Harapannya, bakalan ada banyak experimental book seperti ini dengan tema yang lebih bervariasi. Ini bisa jadi bacaan alternatif bagi para slow reader (baca: saya). Dan kalau kamu adalah seorang slow reader juga, pastikan buku ini ada di Daftar Baca (To Be Read) kamu, ya!
Jangan ketinggalan artikel lainnya soal buku, ya!
[BOOK REVIEW] Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini Karya Marchella FP
1. 5 Rekomendasi Toko Buku Favorit Buat Beli Buku Online
2. Apa Itu Bookstagram dan Bagaimana Cara Membuatnya?
3. Apa Itu Books Aficionado?
4. Q&A: 15 Fun Facts about Me and My Bookstagram @sintiawithbooks
5. 7 Tips Meningkatkan Follower Bookstagram untuk Pemula
6. 30 Bookstagram Terms You Should Know
7. 20 Inspirasi Rainbow Bookshelf di Bookstagram yang Bikin Betah Baca Buku Seharian
8. Pengalaman Borong Buku di Big Bad Wolf Jakarta (Bonus: 5 Tips Biar Enggak Kalap)
9. 5 Buku Favorit yang Bikin Saya Jatuh Cinta dengan Dunia Anak-anak
10. Rainbow Bookshelf: Menata Buku-buku pada Rak Seperti Warna Pelangi
11. 5 Teknik Meningkatkan Engagement Bookstagram Lewat Pemberian Komentar
12. 30+ Most Popular Bookstagram Hashtags to Increase Your Followers
13. 15 Rupi Kaur Powerful Quotes Every Girl Needs to Read
14. 15 Akun Bookstagram Indonesia Terfavorit, Sudah Follow Belum?
15. 3 Penulis Teenlit yang Novelnya Bikin Kangen Masa SMA
16. 7 Benda yang Bisa Kamu Jadikan Pembatas Buku
17. Pengalaman Mengirim Buku Gratis Lewat Kantor Pos Setiap Tanggal 17
18. 11 Most Creative Bookstagrammer to Follow in 2018
19. Asyiknya Belanja Buku di Periplus, Toko Buku Impor Langganan
20. [BOOK REVIEW] Gadis Daun Jeruk, Si Pengingat Mimpi
21. 17 Rekomendasi Buku di POST Bookshop Pasar Santa
22. [BOOKSTAGRAM TIPS] Memotret Buku dengan Kamera HP atau Kamera DSLR?
23. [EKSKLUSIF] Bab Pertama Novel The Perfect Catch Karya Chocola
24. [BOOK REVIEW] Na Willa: Serial Catatan Kemarin Karya Reda Gaudiamo
25. 7 Properti untuk Bookstagram Biar Foto Makin Keren
26. 7 Cara Memfoto Buku untuk Bookstagram
27. Pengalaman Membeli Buku di POST Bookshop Pasar Santa
28. Pengalaman Beli Buku di Grobmart untuk Pertama Kalinya
29. [BOOK REVIEW] Aku, Meps, dan Beps Karya Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo
30. Bagaimana Cara Menulis Caption untuk Bookstagram?
31. [BOOK REVIEW] Milk and Honey Karya Rupi Kaur Versi Bahasa Indonesia
Seneng deh sekarang buku-buku gramedia bagus bagus, dari desain dan tulisan nya
Setuju! Dari sampulnya aja, mereka bener-bener tahu gimana caranya memanjakan orang-orang yang selalu kepincut sama buku gara-gara cover-nya. Kalau untuk tulisannya juga makin lama makin beragam. 😀
Eh, kirain tadi Gea Idol hehhehe. Aku baru tahu buku Grafis. Kayaknya cocok banget nih buat anak2 SD ke atas yaa. Ilustrasinya apalagu cute begitu ??
Betul. Bahkan orang dewasa juga bisa membacanya soalnya ilustrasinya gemesin banget! Hehehe 😀