Perpustakaan Impian dan yang Juga Mencintai Buku – Beberapa tahun lalu, saya kehilangan kata-kata ketika melihat 2 pria mengangkut rak buku ke dalam rumah. Itu rak yang saya titip ke Papa untuk dibuatkan oleh temannya. “Mau warna putih,” pesan saya waktu itu. Saya nggak diminta bayar, ini rak buku hadiah dari Beliau.
Kedua mata saya mengikuti rak digotong masuk ke dalam kamar sempit ini. Fyuh, akhirnya buku-buku koleksi yang selama ini saya simpan di sembarang tempat, bisa ditampung di rak setinggi 2 meter itu. Nggak kebayang gimana happy-nya saya.
Bulan-bulan pertama saya rawat sepenuh hati. Saya lap jika ada debu, saya sampul semua bukunya biar aman, saya susun ulang tampilannya biar nggak bosan, saya pasang foto dan taruh pernak-pernik, saya hias dengan lampu warna-warni kala menyambut Natal waktu itu.
Bertahun-tahun setelahnya? Rak kian penuh, yang awalnya 1 baris rak hanya diisi 1 deret buku sekarang jadi 2, sudah mulai malas bersih-besih, sudah mulai malas lap-lap, sudah nggak rajin lagi sampul buku, taruh buku semuatnya saking sudah nggak ada space. Ampun.
Tapi biar gimana pun juga, rak buku beserta isinya ini benar-benar jadi penyemangat saya setiap hari. Pemandangan terbaik yang saya temukan pertama kali saat membuka mata ialah rak buku ini karena letaknya memang di depan tempat tidur persis.
Duh, apa jadinya, ya, kalau saya boleh menyulap kamar ini jadi perpustakaan impian? Sayang ruangannya terbatas sekali. Tapi bukan berarti nggak mungkin, kan?
Perpustakaan Impian
Kalau harapan akan perpustakaan impian itu belum bisa terwujud saat ini, saya jadi berandai-andai, dengan siapa atau di mana saya akan tinggal nantinya ketika sudah berumah tangga, sepertinya wajib ada satu ruangan khusus yang bisa dijadikan perpustakaan. Atau, mungkin ada spot-spot lain di rumah yang bisa dijadikan sebagai tempat penyimpan buku.
Mari kita petakan pikiran pengandaian perpustakaan impian itu.
1. Kepengin deh, punya perpustakaan impian yang nyaman dan hangat.
View this post on Instagram
Ini adalah foto yang saya simpan di Instagram karena jatuh hati kala melihatnya pertama kali. Saya suka dengan desain rak buku yang hanya berupa sekat horizontal. Warna-warna senada di ruangan ini pun hangat sekali. Rasanya juga masih ada space untuk bergerak ke sana-kemari.
Bakal lebih nyaman memang jika diberi karpet bersih dan wangi, sofa/beanbag dengan bantal empuk, meja untuk menaruh buku, minuman, snack, vas bunga, atau pemutar musik yang akan memainkan lagu jazz atau lo-fi music. Kalau mau ditambah tanaman di pojok ruangan juga bisa bikin makin fresh!
Asyik banget, ya, kayaknya santai-santai di sini. Bisa selonjoran di karpet, tiduran di sofa … duh, saya jadi ngebayangin gimana betahnya saya di suasana ini.
2. Kepengin deh, punya perpustakaan impian yang ada jendelanya.
View this post on Instagram
Yes, sesimpel karena saya ingin ada cahaya matahari yang masuk, tapi sebisa mungkin nggak langsung mengenai buku supaya buku nggak cepat menguning. Saya juga pengin bisa melihat hal-hal lain di luar rumah, langit, burung berterbangan, taman, bunga, gedung di ketinggian. Mungkin suasananya mirip seperti Perpustakaan Eyang Habibie & Ainun.
Saya memnag tipe yang senang memerhatikan aktivitas orang lain dan entah kenapa kebiasaan ini bisa jadi pengalih pikiran, plus jadi waktu-waktu terbaik untuk istirahat sejenak.
Kalau lagi kepengin galau lebih konsen baca buku, begini suasana yang didambakan: Jumat pagi, libur, mendung dan gerimis, ruangan sejuk, lo-fi music, duduk di samping jendela dengan buku dari penulis favorit di tangan, teh manis hangat, roti bakar coklat dan keju (plus ditemani orang tersayang). Gimana, kebayang syahdunya, nggak?
3. Kepengin deh, punya perpustakaan impian yang konsep keberadaannya “di mana-mana ada buku”.
View this post on Instagram
Maksudnya, buku-buku ini bisa ditemukan dengan mudah di segala sudut rumah. Di tangga, di kamar, di ruang tamu, di meja makan, di lorong, di bawah tangga, di mana pun itu. Tujuannya satu, supaya bisa selalu diingetin untuk baca buku kapan pun. 😆
“A room without books is like a body without a soul.” ―
4. Kepengin deh, punya perpustakaan impian berisi orang-orang yang juga mencintai buku.
View this post on Instagram
Kalau perpustakaan impian ini terwujud, tapi isinya hanya saya dan buku-buku koleksi pribadi, kok rasanya seperti ada yang kurang? Saya ingin mengajak orang-orang terdekat saya agar juga mau mencintai buku, serta merasakan manfaat membaca itu sendiri.
Mungkin, perpustakaan ini kelak akan jadi ruang bermain saya dan anak, tempatnya belajar banyak hal lewat buku.
Mungkin, perpustakaan ini kelak akan jadi ruang ngobrol saya bareng pasangan (yang siapa tahu juga suka membaca buku). Mungkin kami akan mendiskusikan buku-buku yang kami sukai?
Mungkin, perpustakaan ini kelak akan jadi ruang nyaman yang mendekatkan saya dengan teman-teman baru lainnya.
Who knows? Kalau perpustakaan impian ini benar-benar terwujud, mungkin saya akan kembali menengok tulisan ini dan bersyukur ternyata apa yang ingin saya wujudkan bisa jadi kenyataan. Doakan saja.
Dan ya, kalau ingin berandai-andai juga, ini akun Instagram atau website tempat saya sering menemukan inspirasi: Pinterest, @shelfjoy, @prettybookplaces, @lulumoonowlbooks, blog. Siapa tahu ada perpustakaan impian milikmu juga di sana.
0 Comments