Kumulo BSD: Tempat Nongkrong Kreatif di The Breeze, Tangerang – Bulan ke-5 di rumah saja, apa rasanya? Jujur, stres banget. Pekerjaan kantor enggak ada habis-habisnya, tuntutan datang menghampiri di mana-mana, jadwal kalender seolah enggak ada napas, kesehatan mental juga terganggu.
Orang rumah selain saya masih sempat ke luar rumah. Papa masih bekerja, Mama biasanya ke pasar atau supermarket untuk belanja kebutuhan sehari-hari, sementara adik saya sering bandel, beberapa kali ke luar rumah buat main dengan teman-temannya.
Kasihan melihat saya yang benar-benar enggak pernah ke luar rumah beberapa bulan terakhir (kecuali drive thru McD), akhirnya orangtu mengajak saya keΒ tempat yang jauhan sedikit, yakni ke Glodok untuk membeli obat dan Kumulo BSD, tempat nongkrong kreatif di The Breeze BSD, Tangerang.
Baca juga: Gratis Coba GrabWheels di The Breeze BSD, tapi Naiknya Penuh Perjuangan!
Dua kali ke luar rumah nyatanya benar-benar bikin benang kusut di kepala mulai terurai perlahan-lahan. Akhirnya, yang saya lihat dengan mata bukan lagi laptop, deadline pekerjaan, kamar tidur, ruang makan, ruang tamu.
Saya bisa melihat orang lain yang tengah beraktivitas, merasakan panasnya matahari, mencicipi makanan tanpa takeaway, berkeliling ke sana-kemari, juga berinteraksi dengan orang lain.
Contents
Meski ke luar rumah, tentu saya tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti memastikan tubuh dalam keadaan sehat (cek suhu tubuh di mana-mana), rajin mencuci tangan, dan yang paling wajib ialah menggunakan masker.
Lantas, apa pengalaman menarik yang saya temukan ketika ke luar rumah, terutama ke Kumulo BSD? Kalau kamu pernah dengar tentang tempat ini dan berencana ke sini, mungkin kamu tertarik untuk membaca tulisan saya berikut ini.
Apa Itu Kumulo BSD?
Setelah viral di TikTok dan media sosial lainnya, akhirnya saya memilih untuk mengunjungi Kumulo BSD di salah satu tanggal merah di bulan Agustus.
Kumulo merupakan sebuah creative space atau creative compound yang di dalamnya terdapat berbagai tenants berkonsep micro-shops. Kumulo BSD di The Breeze yang dibangun di area seluas 4174 meter persegi ini dirancang oleh Accossa Lab dan Dua Studio.
Bila melihat desain bangunan di Kumulo yang begitu unik, ternyata ada cerita di baliknya, lho. Menurut informasi yang saya dapat dari Casa Indonesia,Β founderΒ Accossa Lab, yakni Albert Arron Pramon, sengaja memberi jarak antara toko yang satu dengan yang lain guna memberi kemudahan bagi setiap tenant untuk menonjolkan karakter yang dimiliki.
Kalau dilihat-lihat, bentuk bangunannya pun sangat unik, beda dari yang lain, dan desainnya pun berbeda-beda. Hehehe … bahkan di tengah pandemi COVID-19 seperti ini, bukan cuma manusia saja yang berjarak, bahkan bangunan di Kumulo BSD Tangerang sekalipun.
Oh ya, tempat ini memiliki konsep outdoor yang memungkinkan para pengunjung untuk bisa menikmati suasana alam atau area luar dengan lebih bebas. Cocok banget untuk masa physical distancing seperti ini.
Interestingly, pengunjung Kumulo BSD diperbolehkan untuk membawa anjing ke dalam area, lho. Namun, pemiliknya harus bertanggung jawab atas kebersihan lokasi, ya. Kalau ada yang habis sepedaan pagi/sore hari misalnya, mau bawa sepeda masuk ke dalam area juga bisa! Keren! π
Ya, Kumulo BSD nyatanya bukan cuma menawarkan one stop entertainment saja. Creative compound ini pun dipersembahkan bagi para pemilik UMKM atau pelaku industri kreatif lokal supaya bisa berkembang bersama-sama. Makin penasaran pengin mampir enggak?
Ada Tenant Apa Saja?
Karena Kumulo BSD di The Breeze ini pengin mendukung bisnis lokal, makanya enggak heran deh kalau saya bisa menemukan berbagai produk dan jasa yang bagus-bagus banget. Ada yang jualan kopi, es krim, rice bowl, home decor, tableware, tanaman indoor, menjual jasa nail art, dan masih banyak lagi.
Sepengamatan saya, beberapa tenant yang difavoritkan pengunjung ialah Kopi Selamat Pagi, Shuga, La Favore Gelato, juga Fredhelligh. Sayang banget nih saya belum sempat masuk ke semua tenant. Next time, ya.
Pengalaman Menyenangkan di Kumulo BSD
Saya sampai di tempat ini sekitar pukul 12 siang. Kala itu, Kumulo BSD Tangerang enggak terlalu ramai seperti pada video-video yang viral di media sosial. Kumulo BSD ini letaknya di sebalah kanan Chakra, The Breeze. Untuk menuju tempat ini, pengunjung perlu melewati jembatan yang juga bisa dilalui jika ingin ke Chakra.
Sebelum masuk, pengunjung diminta untuk registrasi terlebih dahulu dengan memindah QR Code yang tertempel di tiang. Waktu itu saya pergi dengan orangtua dan yang wajib registrasi satu orang saja enggak apa-apa, kok. Nanti di Google Docs-nya ada pertanyaan jumlah pengunjung yang bersama dengan kita.
Setelah selesai registrasi, saya menuju loket pembayaran setelah suhu tubuh saya selesai dicek. Sebagai informasi, mulai 7 Agustus 2020, setiap pengunjung yang ingin masuk ke Kumulo BSD wajib membayar sebesar Rp50.000 yang terdiri dari tiket masuk sebesar Rp15.000 dan Rp35.000 sisanya bisa ditukar dengan product atau service di tenant-tenant. Berarti saya punya sekitar Rp105.000 untuk dibelanjakan. Untuk anak di bawah 2 tahun gratis. (Silakan baca paragraf paling bawah, ada update terbaryu soal tiket masuk)
Sempet denger isu kalo pengunjung dateng pagi-pagi banget, habis sepedaan misalnya, mereka bisa masuk gratis soalnya belum ada yang jaga pintu masuk. Hmm … bener enggak, ya?
Untuk pembayaran, semuanya serba cashless. Pilihan pembayarannya ada banyak, ada BCA, OVO, GoPay, dll. Di meja, sudah tersedia QR Code yang bisa langsung dipindai jika ingin membayar. Setelah membayar, pengunjung akan diberikan tiket masuk.
Pas masuk sama sekali enggak ngantre. Di dalam Kumulo BSD pun masih sepi dan sangat lengang. Beberapa teman sempat bertanya, “Kok sepiiiii?”. Mungkin banyak yang enggak mau panas-panasan di siang bolong kali, ya. Hehehe. π Kalau di area The Breeze sedikit padat dengan orang-orang yang habis olahraga atau sepedaan, sih.
Di Kumulo BSD Tangerang, saya cuma mampir ke tiga tenant aja, selebihnya foto-foto. Tenant pertama yang saya kunjungi ialah Kopi Selamat Pagi yang lagi-lagi viral di media sosial. Jujur, kena racun banget, deh.
Saya menukarkan 3 minuman di sini. Mama dan Papa memesan dua gelas Kopi Selamat Pagi (hangat dan dingin, @28k) dan saya membeli segelas Es Kopi Jeli Oma (25k).
Kopi Selamat Pagi sendiri merupakan kopi susu dengan gula aren dan kelapa organik. Minuman yang satu ini rasa susunya lebih dominan dan manisnya pas. Cocok banget dengan selera saya. Namun sayang, espresso-nya lumayan bikin GERD agak kambuh. Emang dasar bandel aja, sih, udah tahu ada GERD masih aja ngopi. π
Sementara itu, Es Kopi Jeli Oma adalah es susu murni dengan kopi jeli dan gula aren (enggak pakai espresso). Cocok banget buat yang punya GERD soalnya aman di lambung. Minuman ini bisa jadi pelepas dahaga banget di tenggorokan di tengah teriknya matahari. Jeli kopinya gampang disedot, meski dengan sedotan kecil. Ada sensasi tersendiri pas ngunyah jelinya. Enaaakk!
Oh ya, sebagai informasi, terkait penukaran voucher di tiap-tiap tenant tuh berbeda, lho. Misalnya, di Kopi Selamat Pagi, nilai voucher sama dengan nilai produk.
Total pembelian saya di Kopi Selamat Pagi senilai Rp81.000. Saya menggunakan 2 voucher (Rp70.000) dan sisanya pakai cash, soalnya kalau pakai satu voucher lagi masih akan ada sisa dan sisanya enggak bisa diuangkan.
Setelah tiga minuman saya pesan jadi, saya langsung menuju tangga tempat pengunjung berteduh. Letaknya enggak jauh dari Sunny Fatday dan Fredhelligh. Di spot Kumulo BSD The Breeze ini lumayan adem soalnya banyak pohon rindang. Tangga-tangga ini pun biasanya sering dijadikan spot foto Instagrammable juga.
Baca juga: Sarapan Kesiangan di Delapan Padi, Cafe Instagrammable Bandung
Tenant selanjutnya yang saya kunjungi ialah Kumulo Concept Store. Ini merupakan sebuah toko mungil yang menjual berbagai pernak-pernik personal mulai dari art prints, tas, pakaian, scarf, camilan, cokelat, hingga buku anak-anak. Yes, gara-gara ngelihat ada buku anak di balik jendela, rasanya rugi kalau enggak mampir. Hehehe. π
Tempatnya menarik banget! Meski berukuran mungil, ada banyak barang yang dijual dan tentunya sangat bervariasi. Saya langsung ke rak buku mini di salah satu sudut Kumulo Concept Store. Ternyata toko ini menjual buku anak-anak berbahasa Inggris. Harganya bervariasi. Kalau enggak salah ada yang sekitar Rp150.000 ke atas.
Stoknya terbatas dan judul buku akan diperbarui di periode-periode tertentu. Katanya, pemilik toko ini menyukai buku anak-anak sehingga judul-judul yang dijual pun juga sudah dikurasi dengan baik.
Nah, karena stoknya terbatas, jadi sistemnya siapa cepat, dia dapat. Kalau naksir satu buku yang stoknya sudah habis, katanya sih enggak bisa pesan lagi.
Oh ya, apabila pengunjung ingin menukarkan voucher tiket masuknya, ternyata cuma bisa ditukarkan dengan item tertentu yang kalau enggak salah seperti greetings card gitu. Maaf, untuk detailnya saya enggak terlalu tahu.
Nah, tenant selanjutnya yang syaa sambangi ialah Sunny Fatday. Mumpung masih ada satu voucher yang belum ditukar, akhirnya tukar dengan makanan aja, deh. Nah, tenant kepunyaan chef William Gozali ini menyediakan berbagai makanan rice bowl.
Di sini, voucher cuma bisa ditukarkan dengan Original Gyudon (36k) aja. Saya kira, saya bisa bebas memilih menu apa saja. Kalau nilai uang di voucher kurang, saya bisa tambah dengan cash/e-wallet. Namun sayangnya enggak bisa memilih menu lain.
Lalu gimana rasanya? Jujur, cuma makan satu suap aja karena makanan ini di-take away untuk adik di rumah yang enggak ikutan ke Kumulo BSD, The Breeze. Haha. Karena cuma makan sesuap, jadi sepertinya enggak fair untuk memberikan review secara keseluruhan. Ya … tapi pas saya icip sih rasanya lumayan. Beef-nya cukup manis, tapi agak kering.
Baca juga: Istirahat Sejenak di Yellow Star Gejayan Hotel, Yogyakarta
Sekitar pukul 2 siang, langit BSD mulai mendung. Pengunjung Kumulo BSD semakin banyak. Hmm … benar, kan. Kayaknya gara-gara siang bolong tadi, makanya pengunjung masih sepi, nih. Semakin sore, pengunjung semakin banyak berdatangan.
Karena Kumulo BSD siang itu semakin ramai dan saya juga sudah mulai bosan alias bingung mau ngapain, akhirnya saya, Mama, dan Papa pun memutuskan untuk pulang. Wah, lumayan ya, 2 jam di luar rumah benar-benar bisa menyegarkan otak. Puji Tuhaaann. π
Ketika pandemi sudah mulai mereda, pengin ah mampir ke sini lagi. Banyak yang merekomendasikan tenant ini-itu untuk dicoba produknya. Contoh, di Shuga ternyata jual Biscoff Milk. Sebagai pencinta Biscoff tentu penasaran bukan main. Ah, kenapa tahunya pas udah pulang, siiihhh!
Bagaimana Cara ke Kumulo BSD?
1. Kendaraan pribadi
Kalau mau ke Kumulo BSD – The Breeze dan bawa kendaraan sendiri, jangan khawatir karena tempat parkir cukup banyak sebenarnya. Di area The Brreze sendiri ada parkir di area outdoor, ada juga di gedung. Kalau penuh, mungkin bisa parkir di gedung seberangnya (yes, The Breeze BSD berada di area perkantoran jadi seharusnya enggak perlu khawatir soal parkir).
2. Kendaraan umum
Stasiun Rawa Buntu adalah stasiun terdekat dari Kumulo BSD. Dari stasiun tersebut, kamu bisa sambung dengan ojeg/taksi online dan minta diturunkan di The Breeze BSD, ya.
Bisa juga naik Transjakarta S11 Jurusan BSD-Grogol. Nanti turun di Giant BSD, lalu sambung dengan ojeg/taksi online, ya.
Kapan-kapan ke Kumulo BSD bareng, yuk!
Alamat: The Breeze BSD City, Unit Lake Level 77A, Tangerang, Banten 15345
Jam buka: Senin-Jumat 10.00 – 18.00 WIB, Sabtu-Minggu 08.00-18.00 WIB
[UPDATE 13/2/2021] Saya ke Kumulo BSD Tangerang lagi pada 13 Februari 2021. Sekarang, bayarnya cuma Rp15.000 alias enggak dapat voucher untuk ditukar ke tenant-tenant. Pas dateng, saya enggak diminta untuk registrasi seperti dulu, cek suhu tubuh tetap berlaku, langsung membayar di loket, dan enggak dapet karcis masuk.
Kemudian, WC terdekat dengan Kumulo (lagi-lagi) enggak dijaga. Kalau ada pengunjung iseng yang pengin masuk dari belakang, bisa banget karena enggak ada pengecekan sama sekali. Semoga bisa jadi masukan untuk pengelola Kumulo supaya pintu masuk-keluar lebih teratur, ya.
0 Comments